BNPB Dirikan Posko Penanggulangan Karhutla

id bnpb dirikan, posko penanggulangan karhutla

Pekanbaru, (antarariau) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendirikan posko pengendalian kebakaran hutan atau lahan di Riau guna mengantisipasi perluasan api akibat suhu panas yang terjadi sejak satu pekan terakhir.

"Posko ini didirikan di dekat Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru sejak beberapa hari lalu," kata petugas BNPB yang bertugas di posko tersebut, Aristiantono, Kamis.

Sementara itu, di Jakarta, Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya juga telah dan akan terus menggelar operasi hujan buatan untuk sejumlah wilayah Sumatra yang difokuskan di Riau.

Operasi hujan buatan ini, kata dia, mulai dilaksanakan di sejumlah wilayah di Sumatera, menyusul musim kemarau panjang, yang mengakibatkan kekeringan dan kebakaran hutan, yang semakin mengkhawatirkan.

Hujan buatan dipusatkan di Riau, dilakukan BNPB bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT) sejak Selasa (14/8) lalu," katanya.

Ia mengatakan, tujuan operasi hujan buatan selama 40 hari itu, untuk mengatasi asap dari kebakaran lahan dan hutan di Sumatera.

Sebelumnya, kata dia, operasi hujan diawali di Bandara SSK II Pekanbaru dengan dukungan Gubernur Riau HM Rusli Zainal.

Upaya ini katanya, juga sebagai pembelajaran sistem komando bagi Badan Penanggulaangan Bencana Daerah (BPBD) dan pengamanan pelaksanaan PON ke-18 di Riau pada September mendatang.

"Hujan buatan menggunakan dua pesawat Cassa 212," katanya.

Kemudian, kata dia, pada tanggal 28 Agustus mendatang, BNPB juga akan mengerahkan dua helicopter yang dilengkapi bambi-bucket untuk pengeboman air dari udara pada titik api.

Ia menjelaskan, bahwa sudah ada dana yang dicadangkan untuk hujan buatan tahap pertama ini, yakni sebesar Rp 12 miliar.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Riau Rosmawati mengatakan, strategi yang di gunakan untuk mengatasi cemaran udara dari kabut asap akibat kebakaran hutan atau lahan gambut di Riau saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XVIII/2012 di Riau sesuai dengan yang disepakati bersama adalah pemantauan secara dini.

Tugas pemantauan secara dini kata dia nantinya akan dilakukan oleh dua helikopter yang mudah-mudahan akan diadakan mulai awal Agustus 2012 mendatang.

Dua helikopter tersebut demikian Rosmawati, nantinya akan ditumpagi oleh tiga orang personel BPBD Riau yang bertugas memantau lokasi kebakaran hutan atau lahan gambut.

Setelah melakukan pemantauan, kata dia, kemudian akan disusul oleh dua pesawat yang bertugas melakukan pengeboman dengan amunisi air di suatu lokasi tertentu.

Untuk lebih mengoptimalkannya lagi, demikian Rosmawati, BPBD Riau juag akan melakukan penaburan benih hujan buatan di suatu wilayah tertentu dengan menggunaka dua pesawat yang telah disiapkan.

"Dengan demikian, maka kami sangat optimis penyelenggaraan PON di Riau akan bebas asap," katanya.

Penanggulangan kebakaran hutan dan asap ini, kata dia, juga pernah dilakukan saat jelang penyelenggaraan South East Asian (SEA) Games XXVI di Sumatra Selatan.

Hasilnya menurut dia memuaskan, dimana pada akhirnya penyelenggaraan SEA Games di Sumsel berlangsung sukses seperti harapan.

Rosmawati mengatakan, untuk merealisasikan rencana tersebut, tentunya membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, bahkan mencapai lebih Rp100 miliar, namun bertahap.

"Anggaran sebesar ini juga telah kami ajukan ke BNPB yang mudah-mudahan akan terealisasi seratus persen," katanya.