Asa komisioner Riau jaga Pilkada 2020 saat pandemi

id Partisipasi,kpu riau, pilkada riau, ubah laku, satgas covid

Asa komisioner Riau jaga Pilkada 2020 saat pandemi

Pasien COVID-19 tetap bisa memilih pada Pilkada di salah satu daerah di Riau. (ANTARA/HO-KPU)

Pekanbaru (ANTARA) - Malam itu jam dinding sudah menunjukkan pukul 00.10 WIB.Nugroho Noto Susanto baru hendak ke peraduan, ia harus tidur lebih cepat kali ini karena Minggu (12/12) pagi akan menuju Kota Dumaimenyaksikan pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU).

"Besok mau ke Dumai jam 07.00 WIB, makanya mau tidur cepat, ikhtiar, so far (Pilkada) terkendali, aman dan lancar, kita sehat selamat," katanya membalas pesan.

Anggota KPU Riau periode 2019-2023 itu mengaku sedikit lega dan tenang karena sejauh ini proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 yang digelar 9 Desember di sembilan kabupaten/kota di Riau berlangsung aman terkendali, dan hanya menyisakan tugas PSU terakhir di satu TPS Dumai dari empat TPS yang direkomendasikan PSUolehBawaslupada Sabtu (11/12).

Ia yang baru menjadi komisioner KPU pada Pilkada 2020 ini mengaku begitu banyak tantangan yang harus dilalui pada pelaksanaan Pilkada 2020 karena berlangsung saat pandemiCOVID-19.

Saat ditanya perbedaan yang mendasar saat Pilkada di masa pandemi dengan yang biasa,Nugimembeberkan panjang lebar perjuangan mereka selama setahun terakhir.

"Di antara tantangan yang paling berat kami hadapi adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat (Parmas), dalam pemilihan saat pandemi COVID-19, dimana orang dilarang beramai-ramai ke TPS, harus mematuhi aturan 4M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Sedangkan saat tidak ada pandemi COVID-19 saja, orang bebas kemana-mana pada pemilihan 2015 se-Riau, hanya mampu mendorong rata-rata parmas 64 persen. Sehingga ada pesimistis saat awal Pilkada di langsungkan di masa pandemi, hingga sempat ditunda dari awalnya bulan September menjadi 9 Desember 2020.

"Jadi dalam masa pandemi ini KPU Riau ditantang kreatif untuk menjaga tingkat partisipan pemilih tidak anjlok, di sisi lain menjaga agar tidak ada penularan COVID-19," kata Nugi.

Namun demikian lima komisioner yang memiliki bidang masing-masing, bertekat melakukan strategi selama proses Pilkada 2020 belum dimulai guna mencapai target meningkatnya parmas.

Adapun upaya pertama yang dilakukan yakni membangun kepercayaan kepada masyarakat untuk berpartisipasi sebagai penyelenggara pemilu dari tingkat Kecamatan (PPK), Desa (PPS), hingga TPS (KPPS).

Tidak sedikit yang menolak karena ada kekhawatiran terkait pihak yang mengundurkan diri. Namun dengan komunikasi yang baik dan upaya maksimal, akhirnya kebutuhan penyelenggara pemilu terpenuhi semua.

Tantangan kedua adalah bagaimana menerapkan protokol kesehatan di tengah situasi pandemikarena itu hal baru yang sama sekali belum ada dalam sejarah pemilu atau pemilihan di Indonesia.

"Namun saat pra dan hari H Pilkada 2020, Alhamdulillah proses penerapan protokol kesehatan berjalan sesuai dengan harapan," katanya.

Tantangan ketiga adalah bagaimana memaksimalkan digital dalam upaya sosialisasi dan meningkatkan informasi publik, tentang info pemilihan atau pemilu.

"Alhamdulillah upaya sudah dilakukan dengan memaksimalkan channel Youtube, FB, Twitter, Instagram, Grup WA, dan Tik Tok," katanya.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana memastikan penyelenggara pemilu benar-benar bersih atau sehat dari virus COVID-19. Lewat kebijakan KPU RI, bahwa tidak boleh satupun penyelenggara pemilu yang terpapar, dan Ketua KPU Riau Ilham Muhammad Yasir sempat dinyatakan positif, namun akhirnya bisa sembuh sebelum Pilkada berlangsung dan berhasil memutus kluster baru penularan di kalangan penyelenggara pemilu.

"Semua itu berkat disiplinnya semua jajaran pada Standar Operasional Prosedurnya (SOP) Pilkada di masa COVID-19 yang tertuang dalam PKPU 6, PKPU 10, dan PKPU 13 tahun 2020," katanya.

Gandeng kepala suku

Tidak sampai di situ, perjuangan meyakinkan masyarakat ikut pada Pilkada 2020 juga dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada kepala suku adat di daerah terpencil.

Seperti yang dilakukan ke warga pedalaman Suku Akit di Desa Teluk, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau. Suku Talang Mamak

Kecamatan Rakit Kulim dan Batang Gangsal, Indragiri Hulu dan sebagainya.

Diakuinya sebagai Komisioner yang membidangi SDM dan Parmas, hal ini sudah jadi tanggungjawab Nugi, sekaligus pengalaman pertama.

Misalkan ia mencontohkan saat menuju kampung warga Suku Akit, perjalanan ditempuh dengan sepeda motor agar bertemu masyarakat yang jauh ke ke pelosok desa, guna menyampaikan hajatan demokrasi yang jadi hak bagi setiap warga negara.

Namun kelelahan itu terbayarkan saat KPU disambut antusias oleh warga Suku Akit, termasuk para ketua adatnya.

"Dalam sosialisasi tersebut, kami menyampaikan kepada mereka tentang tahapan pemilihan, tata cara pencoblosan di TPS, hingga bagaimana prosedur protokol kesehatan di TPS, karena saat ini pandemi COVID-19," kata Nugi

Dari sekian panjang durasi pertemuan demi pertemuan proses persiapan hingga penghitungan suara Pilkada 2020, Nugi mengaku ada rasa kuatir akan tertular COVID-19. Namun dengan ikhtiar baik dan disiplin pada prokes, ia hingga kini tetap sehat. Walau tidak jarang begadang dan tidur di atas 'roda' karena harus wara-wiri memantau sembilan kabupaten/kota di Riau yang ikut Pilkada serentak.

"Dalam upaya menjaga protokol kesehatan saya selalu disiplin pakai masker, tidak bersalaman, rajin pakai cuci tangan atau hand sanitizer, dan mengkonsumsi vitamin, susu beruang, tidur yang berkualitas meskipun sebentar, bahkan sering di perjalanan.

Nugroho didampingi PPK Kecamatan Rambah, PPS Koto Tinggi, Camat Rambah Ari Gunadi, dan pegiat pemilu LP2D Alpin Harahap, melakukan peninjauan ke TPS 15 di Lapas Pasir Pengaraian,Rabu (9/12). (ANTARA/HO-KPU Riau)


Berjuang lawan COVID-19

Selain tantangan kepemiluan yang dihadapi para komisioner, ada lagi yang tak kalah beratnya melawan virus COVID-19 yang sedang mewabah hingga mengancam nyawa.

Walau semua komisioner KPU mematuhi prokres, namun aktifitas Ketua KPU Riau Ilham Muhammad Yasir yang padat dengan disiplin protokoler kesehatan ketat, ternyata tetap membuat ia bobol.

Kabar mengejutkan itu tiba saat ia dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan uji usap tenggorokan (swab) tanggal 8 September 2020.

Waktu itu ia mencurigai kesehatannya sehabis monitoring ke daerah Meranti tanggal 4-6 September dimana sempat kontak erat dengan bapaslon Abdul Rauf yang dinyatakan positif COVID-19 waktu itu.

Sejak itu kuatir ada perasaan anak-anak dan isteri telah tertular. Tidak hanya itu, orang-orang yang pernah kontak intens baik di KPU Kepulauan Meranti, dan KPU Provinsi Riau

Mantan wartawan Riau Pos ini pun mulai menghubungi satu-satu kerabat yang pernah kontak dengannya agar melakukan rapid test, jika reaktif agar melanjutkan dengan uji usap tenggorokan.

"Namun kekuatiran sedikit berkurang karena pada Senin-Selasa (14-15 September) kabar gembira datang dari sekretariat dan rekan-rekan anggota KPU Riau. Dari 40 orang yang dirapid test, semuanya dinyatakan non-reaktif. Sedangkan 9 orang di antaranya lagi, termasuk para anggota, sekretaris dan staf KPU Riau telah keluar hasil swab/PCR-nya. Mereka adalah orang-orang yang intens berkontak dengan saya, sebelum dinyatakan positif COVID-19. Hasil swabnya semua dinyatakan negatif," Ilham.

Selain itu lanjutnya semua orang-orang yang berkomunikasi intens sewaktu dirinya turun mendampingi penerimaan pendaftaran bakal pasangan calon di tanggal 3 dan 4 September 2020 lalu hasilnya negatif, termasuk anak dan istrinya.

"Hingga akhirnya saya juga sembuh seiring waktu perawatan dan bisa ikut menjalankan tugas dalam pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020," kata Ilham.

Berhasil tingkatkan parmas

Tidak sia-sia semua upaya dan kelelahan yang dirasakan oleh seluruh tim KPU dalam pelaksanaan Pilkada serentak mulai dari tingkat Provinsi Riau, kabupaten/kota hingga TPS membuahkan hasil yang memuaskan dimana data sementara, hasil input per kecamatan oleh PPK ke Divisi Parmas, menunjukkan ada kenaikan.

Menurut dia, dari sembilan kabupaten/kota yang menggelar pesta demokrasi serentak pada tahun ini rata-rata sementara tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan 2020 di sembilan daerah adalah 70,39%.

"Tingkat partisipasi pemilihan serentak lanjutan tahun 2020 di Riau meningkat 5,36 persen dari tingkat partisipasi masyarakat pada pemilihan serentak 2015 yang nilai parmas 65,03 persen," kata Ilham.

Jumlah masyarakat yang menggunakan hak pilih pada pandemi COVID-19 di sembilan kabupaten/kota Riau rata-rata alami peningkatan.

Ini tidak terlepas dari sinergi semua pihak, termasuk ditopang oleh tingkat kesadaran masyarakat yang semakin membaik. Ini membuktikan bahwa pilkada saat pandemi bisa terlaksana dan berjalan lanjar tentu didukung dengan kedisiplinan dalam menerapkan protokoler kesehatan 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan).