Air terjun Batu Tilam, destinasi wisata tersembunyi di Kampar Riau

id pariwisata riau,pariwisata kampar,air terjun batu tilam,dinas pariwisata riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Air terjun Batu Tilam, destinasi wisata tersembunyi di Kampar Riau

Wisatawan menikmati air terjun Batu Tilam di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. (ANTARA/HO-Dispar Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau memiliki destinasi wisata baru berupa air terjun Batu Tilam, yang lokasinya tersembunyi dari keramaian kota di Desa Kebun Tinggi Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

Berada di mulut gua di deretan Bukit Barisan yang melintas di Kabupaten Kampar pada pertengahan Februari 2019, pandangan mata disuguhi hutan asri dengan udara sejuk yang menjadi keindahan alaminya. Ketika air terjun Batu Tilam mengalir deras membasahi dinding batu, butiran halus seperti embun menyelimuti lokasi itu sepanjang waktu.

Di kawasan air terjun Batu Tilam masih terdengar suara siamang dan bermacam-macam jenis burung yang saling bersahutan. Berbagai macam kayu hutan yang sudah langka juga masih bisa dijumpai di tempat ini, dengan ukuran diameter kayunya besar-besar sehingga perlu 2-3 pelukan orang dewasa untuk menggapainya.

Kabupaten Kampar memang memiliki tempat yang layak menjadi destinasi wisata, salah satunya air terjun Batu Tilam. Lokasinya berada di wilayah Desa Kebun Tinggi, Kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Jumlah air terjun seluruhnya di Desa Kebun Tinggi sebanyak 27 tempat. Tinggi air terjunnya bervariasi mulai dari 10 meter, 20 meter, 25 meter, 100 meter hingga bisa mencapai 150 meter.

Di objek wisata ini para peminat objek wisata alam liar bisa menguji nyali sambil disuguhi hutan alam Sumatera yang masih asri.

Untuk menempuh ke lokasi air terjun Batu Tilam dari Kota Pekanbaru bisa melalui Lipat Kain Kecamatan Kampar kiri, Kabupaten Kampar, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dengan mobil. Setelah itu perjalanan dapat dilanjutkan menuju ke Desa Kebun Tinggi.

Untuk menuju Desa Kebun Tinggi, lama perjalanan sangat bergantung musim. Saat musim kemarau untuk bisa mencapainya dibutuhkan waktu selama empat jam perjalanan. Namun bila kondisi cuaca di musim hujan, perjalan bisa memakan waktu yang lebih lama, yakni 8 hingga 11 jam.

Jalan menuju air terjun Batu Tilam di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. (ANTARA/HO-Dispar Riau)


Kondisi jalan yang masih tanah, berlubang dan tanjakan curam menjadi pemandangan ketika menuju ke air terjun Batu Tilam. Hanya mobil gardan ganda dan motor trail, atau motor dengan modifikasi khusus, yang bisa melewati jalan ini ketika musim hujan.

Kepala Desa Kebun Tinggi, Joni, mengatakan air terjun Batu Tilam merupakan objek wisata minat khusus yang sangat indah dan menantang bagi para traveleratau pelancong penyuka alam asri.

"Air terjun Batu Tilam ditemukan oleh beberapa orang warga desa pada akhir tahun 2009. Lalu tahun 2015 saya bersama tokoh masyarakat dan warga desa kembali menjelajahi keberadaan air terjun ini," ujarnya.

Masyarakat setempat bergotong-royong untuk membangun fasilitas di air terjun tersebut. Ia mengakui aksesibilitas jalan untuk menuju ke air terjun Batu Tilam cukup sulit karena keterbatasan sarana infrastruktur jalan.

"Pada tahun 2015 keberadaan air terjun tersebut mulai dijelajahi sambil dibenahi oleh perangkat desa beserta warga," katanya.

Pada tahun 2019, perangkat desa Kebun Tinggi bersama tokoh masyarakat dan warga melakukan musyawarah untuk menjadikan air terjun Batu Tilam sebagai objek wisata. Dengan menggunakan dana desa yang diberikan pemerintah pusat senilai Rp500 juta, warga mulai membuka akses jalan menuju air terjun itu.

Baca juga: Bakal dipakai untuk Car Free Night, begini konsep Jalan Muzzafarsyah Siak

Saat ini untuk objek wisata air terjun Batu Tilam sendiri sudah dilengkapi fasilitas tiga pondok peristirahatan yang cukup luas dan MCK untuk pengunjung yang datang.

Menurut dia, ada cerita turun temurun tentang keberadaan Air Terjun Batu Tilam yang pada zaman dulu ada orang tua yang pergi merantau untuk menyambung hidup ke lokasi air terjun itu sambil bekerja membuat amunisi untuk berperang.

"Dulunya di bibir gua yang berada tepat di balik air terjun Batu Tilam merupakan lokasi tempat tinggal leluhur kami merantau untuk menyambung hidup ketika zaman perang Belanda hingga Jepang menjajah Indonesia. Sambil berlindung, dua orang tua kami membuat bencui atau amunisi berperang. Di lokasi itu ada batu tempat beristirahat, namanya Batu Tilam. Artinya alas tempat tidur. Dari cerita itulah nama air terjun ini disebut masyarakat," katanya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Ridho Ardiansyah ketika ia mendatangi lokasi air terjun Batu Tilam pekan lalu mengatakan, dirinya sangat memberikan apresiasi kepada perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga Desa Batu Tilam.

Menurut dia, Dinas Pariwisata Provinsi Riau akan bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Pusat untuk membangun sektor pariwisata yang ada di Desa Kebun Tinggi.

"Targetnya pada tahun ini pemerintah kabupaten Kampar, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui anggota Komisi V DPR RI dapil Riau, bapak Syahrul Aidi akan membantu memberikan bantuan infrasutruktur jalan untuk aksesibilitas ke Batu Tilam," katanya.

Ia berharap objek wisata ini nantinya akan dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat yang saat ini hanya mengandalkan dari hasil perkebunan karet dan gambir.

Baca juga: Ayo traveling ke Riau, inilah 115 agenda pariwisata selama 2020

Baca juga: Begini uniknya kampung Zapin Meskom yang menarik bagi wisatawan ke Riau