Pekanbaru (Antaranews Riau) - Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau angkat kesakitan penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama tahun 2018 tercatat 925 kasus atau 14,69 per 100 ribu penduduk.
"Kasus DBD sepanjang 2018 di Riau mengalami penurunan 1.003 kasus dibandingkan tahun 2017 tercatat 30,6 angka kesakitan (IR) per 100 ribu penduduk atau sebanyak 1.928 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Jumat (25/1).
Menurut dia, penurunan kasus terjadi antara lain akibat meningkatnya pelaksanaan kegiatan PSN DBD dengan gerakan satu rumah satu jumantik, dan juga didukung oleh curah hujan yang menurun pada dua tahun terakhir.
Selain itu, katanya, tingginya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan bersih serta menerapkan PHB (pola hidup bersih dan sehat).
"Riau terus menggencarkan PHBS sehingga optimistis mencapai target angka kesakitan (IR) tahun 2019 yakni kurang dari 46 per 100 ribu penduduk, dan persentase kabupaten dan kota dengan IR DBD kurang dari 49 per 100 ribu penduduk," katanya.
Riau diyakini dapat mencapai target 2019 itu apalagi penurunan kasus sudah terjadi sejak dua tahun dimana pada tahun 2016 angka kesakitan (IR) mencapai 67,3 per 100 ribu penduduk atau sebanyak 4.170 kasus.
Sementara itu gejala DBD yang perlu diwaspadai adalah demam mendadak tinggi, sakit kepala parah terutama di dahi. Nyeri di belakang mata yang memburuk dengan gerakan mata, nyeri sekujur tubuh dan nyeri sendi, mual atau muntah. Ruam kemerahan pada kulit serta ruam yang berupa bintik-bintik pendarahan dibawah kulit yang berwarna merah kehitaman.
Berikutnya perdarahan dari hidung, mulut dan gusi atau memar kulit, nyeri parah dan terus menerus pada perut, sering muntah dengan atau tanpa darah. Buang air besar warna hitam, haus berlebihan (mulut kering), pucat, kulit teraba dingin. Gelisah atau mengantuk dan sesak nafas.
Baca juga: Cegah Perkembangan Nyamuk DBD, Dinkes Bengkalis Ancurkan Penggunaan Ovitrap
Penjelasan tersebut memang sulit bagi orang awam untuk mengetahui secara pasti apakah demam yang dialami disebabkan demam berdarah atau yang lain, untuk itu pada hari ketiga demam, maka sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter, karena itu merupakan waktu yang tepat dalam menentukan penyebab penyakit.
Dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan penunjang yang berupa tes darah.
Dikatakan positif apabila apabila seseorang mengalami gejala DBD di atas dan pada pemeriksaan darah ditemukan trombosit rendah, hematokrit meningkat (lebih 20 persne), hipoproteinemia dan selalu berkonsultasi tentang hal ini dengan dokter.
Berita Lainnya
20 orang dilaporkan meninggal akibat DBD di Bangka Belitung
20 November 2024 10:27 WIB
Ada 860 kasus DBD pada Januari-Mei 2024 di Riau, satu tewas
15 July 2024 21:54 WIB
Ada 133 kasus DBD sejak Januari di Pekanbaru
25 August 2023 19:20 WIB
Menurun, kasus DBD menjangkiti sembilan warga Pekanbaru tahun 2023
13 February 2023 18:05 WIB
Didominasi remaja, DBD Pekanbaru tembus 755 kasus
24 November 2022 5:45 WIB
Pasien DBD berisiko alami lelah berkepanjangan
17 October 2022 16:32 WIB
Dinas Kesehatan Riau gencarkan gerakan 3 M cegah DBD
29 September 2022 7:24 WIB
Sebanyak 500 warga Pekanbaru terjangkit DBD hingga September 2022
20 September 2022 16:57 WIB