Tak Lunasi Uang Pakaian Siswa Diancam Dikeluarkan

id tak lunasi, uang pakaian, siswa diancam dikeluarkan

Pekanbaru,10/7(ANTARA)- Widya Yakub, diancam dikeluarkan dari sekolahnya SMAN 12 Pekanbaru dikarenakan belum melunasi uang pakaian yang seharusnya dibayarkan pada Januari lalu.

Orang tua siswa, Yani Warti di Pekanbaru, Sabtu, mengatakan pihak sekolah mengancam akan mengeluarkan Widya dikarenakan dirinya belum bisa melunasi uang pakaian dan daftar ulang sebesar Rp2.020.000,-.

"Pihak sekolah melalui Wakil Kepala Sekolah, Ibu Hermita, mengatakan jika tidak bisa melunasi uang pakaian pada hari ini, maka otomatis anak tersebut mengundurkan diri," ujarnya sembari tersedu-sedu.

Dikatakan dia, dirinya ta mampu melunasi uang tersebut dikarenakan tidak mempunyai pekerjaan lagi. Begitu juga dengan suaminya, yang tidak tahu kemana perginya. Pihaknya pun sudah berusaha membayar uang tersebut dengan mencari pinjaman. Namun apa dikata, dirinya sudah mencari pinjaman hingga ke Dumai bahkan Duri, tak ada yang bisa menolongnya.

"Berulangkali saya menjumpai pihak sekolah untuk meminta keringanan. Namun pihak sekolah mengatakan tak bisa memberikan toleransi lagi. Rapor saja masih ditahan," keluh dia.

Bahkan, lanjutnya, anaknya pun secara psikologis mulai terganggu akibat selalu dipanggil guru.

"Sekarang anak saya, mulai minder. Dan jarang keluar rumah. Kerjaannya hanya melamun saja. Padahal dulu, ketika SMP, dia merupakan anak yang berprestasi," lirihnya sembari menangis.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 12 Pekanbaru, Suprapto, membantah pihaknya memberikan ancaman terhadap siswa tersebut. Malah, lanjutnya, pihaknya memberikan keringanan dan tidak pernah mempersoalkan mengenai keuangan.

"Sepanjang pengetahuan saya, tidak pernah sekalipun sekolah ini mengeluarkan anak dikarenakan masalah keuangan. Lagipula mengenai uang baju tersebut masih banyak orang tua murid yang belum melunasinya," jelas Suprapto.

Mengenai sikap wakil kepala sekolah, lanjutnya, ia mengatakan bahwa mungkin saja kondisi wakil kepala sekolah tersebut sedang sibuk.

"Nanti saya akan bicarakan dengan ibu Hermita tersebut, apa benar dia bersikap demikian," jelas dia.

Sedangkan mengenai nasib Widya, lanjutnya, boleh tetap bersekolah. Lagipula, pihak sekolah sudah memasukkan namanya sebagai penerima beasiswa untuk siswa miskin.

Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, M Sabarudi, mengatakan hal seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi, dikarenakan sekolah memberikan dispensasi bagi masyarakat miskin.

"Seharusnya, pihak sekolah memperhatikan kondisi orang tua dari murid tersebut. Dan kewajiban pihak sekolah mencarikan beasiswa," ujar Sabarudi.

Kedepannya, ia mengharapkan kejadian seperti ini, tidak pernah terjadi lagi. Dan kewajiban pemerintah kota Pekanbaru untuk mengatasi permasalahan tersebut.