Gubernur Riau Instruksikan BRK Agresif Garap Kredit Peremajaan Sawit, Mengapa?

id gubernur riau, instruksikan brk, agresif garap, kredit peremajaan, sawit mengapa

Gubernur Riau Instruksikan BRK Agresif Garap Kredit Peremajaan Sawit, Mengapa?

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman berharap agar manajemen Bank Riau-Kepri untuk aktif dalam pembiayaan Kredit Usaha Rakyat atau KUR, untuk program peremajaan kelapa sawit rakyat di Provinsi Riau.

"Saya minta Bank Riau-Kepri lebih progresif lagi," kata Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Kamis.

Ia menjelaskan, sudah menginstruksikan langsung kepada manajemen bank pembangunan daerah itu saat pertemuan persiapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Bank Riau-Kepri (BRK) pada Rabu malam (24/1). Hadir pada rapat tersebut Dirut BRK Irvandi Gustari, Komisaris BRK Mambang Mit dan Taufiqurrahman, Asisten II Setda Provinsi Riau Masperi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Riau Yusri.

Menurut gubernur, hasil pendataan pihaknya, ada sekitar 97 ribu hektare tanaman kelapa sawit yang akan diremajakan (replanting) secara bertahap karena sekarang usianya sudah lebih dari 20 tahun dan tidak produktif.

"Kita targetkan tahun ini 30 ribu hektare yang akan diremajakan. Pada Februari nanti dimulai tahapan awal untuk replanting seluas 12 ribu hektare. InsyaAllah presiden yang datang meresmikan dimulainya program peremajaan di Riau," katanya.

Menurut dia, BRK sebagai tuan rumah harus mengambil peluang ini dan jangan sampai ketinggalan oleh bank konvensional lainnya. Apalagi, program peremajaan ini akan berlangsung terus daurnya karena Riau merupakan daerah terluas di Indonesia yang memiliki perkebunan kelapa sawit, yakni lebih dari dua juta hektare.

"Saya tantang BRK untuk bisa leading dalam pembiayaan replanting ini. Harus jadi pemimpin di rumah sendiri. Jangan pula ngekor dari bank bank lain. Siapkan infrastruktur untuk merelasasikan peluang ini," tegas pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.

Efek berantai (multiplier effect) dari perkebunan kelapa sawit dinilainya sangat besar dan banyak. Karena itu, gubernur benar benar menaruh perhatian kepada BRK untuk bisa mengambil peluang ini.

Andi Rachman mencontohkan ia baru saja menghadiri rapat tahunan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Amanah Sejahtera di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuansing. BUMDes ini kata gubernur luar biasa. Pada 2017 lalu, unit simpan pinjamnya bisa menyalurkan kredit kepada masyarakat yang sebagai besar petani sawit hingga senilai Rp 31 miliar lebih.

"Nah, BUMDes setingkat desa saja bisa seperti. Saya pikir BRK bisa sangat lebih dari itu menggarap kredit di sektor perkebunan sawit ini," ujar gubernur.

Tidak itu saja. Industri Pulp and Paper di Riau juga sangat besar multiplier effect ekonominya dan industri itu seharusnya juga bisa digarap oleh BRK.

Selain itu, ada juga proyek jalan tol Pekanbaru - Dumai yang akan memicu pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Akan banyak tumbuh industri pengolahan. Serta industri yang tumbuh di sektor pelayanan dan jasa," kata Andi Rachman.