Pekanbaru, 19/4 (ANTARA) - Negeri jiran Malaysia menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim II (SUSKA), Riau untuk mencetak para mubaligh sebagai bentuk peningkatan kerja sama bidang pendidikan. "Kita mendapat tawaran dari Malaysia dalam mencetak para mubaligh negeri jiran itu yang ditandai dengan berkunjungnya pejabat mereka kemarin Minggu, (18/4)," ujar Rektor UIN SUSKA, Prof Dr H Muhammad Nazir Karim, kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin. Rektor menyatakan UIN SUSKA menyambut positif tawaran pemerintah Malaysia, apalagi negeri jiran itu ingin menjadikan Kota Pekanbaru sebagai pusat dari Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia Indonesia (YADMI) yang saat ini berkedudukan di Jakarta. Dewasa ini sedikitnya terdapat seratus orang lebih warga negara Malaysia yang mengikuti perkuliahan aktif di UIN SUSKA, selain mahasiswa dari negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam dan Kamboja. UIN SUSKA merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah Indonesia yang kini memiliki sekitar 14.600 mahasiswa aktif dan 1.200 orang tenaga pengajar dengan delapan fakultas dan satu program pasca sarjana telah lama dikenal oleh Malaysia perguruan tinggi Islam lain di Pulau Sumatera. Meski demikian, mekanisme kerja sama bidang pendidikan dari hubungan bilateral kedua negara itu masih perlu kajian secara menyeluruh oleh pemerintah Malaysia dan pihak UIN SUSKA agar sasaran yang ingin dicapai berhasil. "Kita berharap secepatnya kerja sam itu bisa direalisasikan, sehingga proses mencetak mubaligh bisa dilakukan dan kita punya banyak tenaga pengajar dari masing-masing fakultas seperti dakwah, syariah, tarbiah dan lain-lain," ujarnya. Sehari sebelumnya pejabat Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Dato Seri Jamil Khir bin Haji Baharom mengunjungi kampus UIN SUSKA di Pekanbaru, Riau untuk membahas peningkatan kerjasama Indonesia-Malaysia bidang pendidikan dan agama. Dalam kesempatan itu Jamil, mengatakan, kedua negara memiliki banyak kesamaan khususnya Riau yang memiliki latar belakang budaya Melayu sehingga memudahkan warga negeri jiran itu untuk menempuh pendidikan khususnya dalam bidang dakwah Agama Islam. Kesamaan yang dimiliki oleh kedua negara yang saling bertetangga itu diharapkan mampu untuk membangun suatu kekuatan kebangkitan umat Islam di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), ujarnya.