Guatemala City (Antarariau.com) - Kepolisian Guatemala, Kamis (1/6), mengatakan telah menyelamatkan 22 anak, yang sebagian besar pribumi, dari jaringan yang dituding memaksa mereka untuk bekerja di berbagai toko, khususnya membuat tortilla jagung.
Delapan orang yang diyakini terlibat dalam jaringan tersebut ditangkap dalam puluhan penggerebekan di ibu kota Guatemala City, ungkap juru bicara polisi Jorge Aguilar kepada wartawan.
Dia mengatakan bahwa anak-anak tersebut dibawa dari area pedesaan negara itu dengan janji akan mendapatkan pekerjaan dan akomodasi yang layak tetapi kemudia harus bekerja dalam kondisi yang buruk selama berjam-jam, sampai 18 jam per hari, dengan makanan dan bayaran yang sedikit.
Penduduk pribumi Guatemala, yang secara resmi jumlahnya sampai 42 persen dari 15 juta penduduk di sana, kebanyakan hidup dalam kondisi miskin dan terpinggirkan.
Mengingat kondisi mereka yang kesulitan, beberapa orang tua memilih agar anak mereka tidak sekolah dan mencari pekerjaan, tetapi banyak di antara anak tersebut yang akhirnya tereksploitasi, demikian dilansir AFP.
Berita Lainnya
Pemerintah adopsi inisiatif global tentang perlindungan anak di ruang digital
23 April 2024 15:50 WIB
Pasien anak rawat inap akibat vape melonjak hingga 733 persen sejak 2020
23 April 2024 14:26 WIB
Kecelakaan maut di Tol Pekanbaru-Dumai tewaskan ibu dan anak
22 April 2024 14:13 WIB
Setiap 10 menit satu bocah terbunuh di Gaza
21 April 2024 15:13 WIB
Begini cara ajarkan edukasi seksual pada anak di era digital
21 April 2024 15:06 WIB
Dua tahun buron atas dugaan persetubuhan anak, pria ini akhirnya diringkus
19 April 2024 17:12 WIB
Zayn Malik berbagi cerita tentang Khai, anak perempuannya
18 April 2024 11:49 WIB
Pembunuhan IRT setelah enam tahun ditutupi terungkap
14 April 2024 15:27 WIB