Bengkalis, 24/3 (ANTARA) - Populasi Gajah Sumatra (elephant maximus sumateraonsis) di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, terus berkurang sehingga terancam punah. "Hal itu ditambah lagi setelah warga Desa Petani KM 16 menemukan bangkai gajah yang telah membusuk dengan belalai terpisah tanpa gading," kata Kepala Unit Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Hutomo kepada ANTARA, Rabu. Menurut Hutomo, konflik hewan yang dilindungi pemerintah itu dengan sejumlah warga di Kecamatan Mandau harus segera dicari jalan keluarnya, karena jika hal itu terus berkelanjutan, dikhawatirkan dapat mempercepat punahnya gajah Sumatra di sana. "Berbagai upaya akan dan bahkan sudah kita lakukan, salah satu contoh adalah dengan mengupayakan agar gajah tidak masuk ke perkampungan warga di sana. Namun karena faktor alam dan fauna yang tidak didukung oleh floranya, membuat konflik ini sulit untuk dicegah," ungkap dia. Dengan penemuan bangkai gajah itu, kata Hutomo, pihaknya akan segera menyiapkan berita acara yang akan diajukan ke pusat perlindungan hewan agar mendapatkan solusi konflik tersebut. "Dari sisi kemanusiaannya, kami lebih mengutamakan warga yang menjadi korban amukan gajah di Kecamatan Mandau. Tapi di satu sisi lagi, gajah adalah hewan dilindungi oleh negara, jadi kami menjaganya untuk tetap ada," kata Hutomo. Disebutkan Hutomo, sejak beberapa tahun ini, pusat perkebunan terus memberikan izin pengembangan kepada setiap perusahaan perkebunan seperti kelapa sawit dan karet sehingga habitat gajah terus terusik. "Untuk itu, kami juga akan meminta kepada pihak terkait seperti dinas kehutanan melalui Menteri Kehutanan untuk membatasi izin pengembangan lahan perkebunan kepada perusahaan mana pun," tutur dia.