Karya Seni Dari Balik Rumah Tahanan

id karya seni, dari balik, rumah tahanan

Karya Seni Dari Balik Rumah Tahanan

Dumai, Riau (Antarariau.com) - Pembinaan bakat dan keterampilan di Rumah Tahanan Klas IIB Dumai kepada warga penghuni menghasilkan sejumlah karya seni berupa miniatur kapal dari lidi korek api dan kertas koran serta lainnya.

Kepala Rutan Klas IIb Dumai Muhammad Lukman kepada pers, Rabu, menyebutkan, karya keterampilan warga binaan tersebut selain jadi cenderamata khas untuk tamu datang, juga akan ditampilkan di beberapa kesempatan kegiatan promosi.

"Karya seni menjadi hak paten mereka dan ketika dibutuhkan untuk ditampilkan atau sebagai cenderamata maka kita bayar untuk penghargaan dan uang pengganti lelah," kata Lukman.

Dia menjelaskan, rutan sangat terbuka dan memberi kesempatan bagi narapidana dan tahanan yang mendekam untuk mengikuti kegiatan pelatihan sesuai bakat atau membuat satu karya keterampilan.

Kesempatan ini merupakan bagian dari pelayanan dan menjalankan fungsi pembinaan kepada warga binaan agar dapat mengisi waktu kosong dengan mengadakan kegiatan positif untuk mengasah bakat.

"Agar mereka ada modal kemampuan setelah keluar dari kurungan penjara nanti, maka kita juga rutin memberikan pelatihan sesuai bakat dimiliki dan didukung kegiatan kerohaniaan dan olahraga," kata dia.

Di samping itu, Rutan Dumai juga mendapat bantuan peralatan untuk mendukung kegiatan pelatihan bagi warga binaan, seperti 12 unit mesin jahit dari Pemerintah Provinsi Riau untuk napi wanita.

Selain itu, guna meningkatkan rasa kebersamaan sesama tahanan, rutan menunjuk seorang ketua kamar atau sama hal dengan tokoh masyarakat sebagai perpanjangan tangan ke warga binaan.

Upaya ini untuk membangun rasa kemasyarakatan di tengah warga binaan, membiasakan dialog dan memotivasi agar menjadi lebih serta tidak mengulangi lagi perbuatan melanggar hukum.

"Program pembinaan ini diharapkan agar saat warga kembali ke tengah masyarakat sudah memiliki modal keterampilan untuk memulai hidup normal dan lebih baik lagi," kata dia.

Rutan ini juga mendesak segera dilakukan perluasan bangunan karena kondisi memprihatinkan dengan jumlah penghuni membludak hingga 300 persen, yaitu mencapai 740 orang dari kapasitas hanya sekitar 250-an orang.

Dampak dari kelebihan kapasitas ini dikhawatirkan bisa menghambat pelayanan dan proses pembinaan kepada warga binaan serta rawan terhadap keamanan. Karena itu diharapkan dukungan pemerintah daerah.