Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau akan melakukan evaluasi terhadap program operasi pasar beras di wilayah setempat.
"Senin esok kami akan pantau harga beras dibeberapa pasar tradisional," ungkap Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Riau-Kepri Tommy Despalingga di Pekanbaru, Sabtu.
Selanjutnya, jika diperoleh harga beras tidak lagi alami gejolak kenaikan, serta animo masyarakat menurun terhadap OP. Maka pihaknya akan memutuskan menghentikan program tersebut.
"Tentunya setelah lebih dulu berkoordinasi dengan stakeholder," ucapnya.
Ia menyebutkan sejak OP dimulai bulan lalu, pihaknya memperkirakan upaya mengendalikan harga beras di wilayah tersebut berhasil. Dimana harga beras kualitas medium tidak lagi bergejolak.
"Memang ada rencana kami menghentikan OP," bebernya.
Dasar pertimbangan lainnya kabupaten/kota di Riau mulai mengglontorkan beras miskin (raskin) atau yang kini diganti sebutannya denngan rasta.
"Karena rastra sudah mulai tersalur maka untuk sementara OP kami stop dulu, sambil kami monitor perkembangan harga di pasar," tuturnya.
Sejauh ini Bulog Divre Riau-Rikep sudah menggelontorkan 3.900 ton.
"Untuk wilayah sebar Pekanbaru, Dumai. Batam dan Tanjung Pinang," pungkasnya.
Bulog telah menjual beras kualitas medium pada operasi pasar seharga Rp8.400/kg.
Titik pemasaran diplih melalui pasar-pasar tradisional, satgas dan dikantor Bulog Riau-Rikep Pekanbaru.
Setiap titik yang dilakukan penjualan beras OP Bulog wajib memasang spanduk dengan HET Rp8.400. Gunanya agar tidak ada permainan harga oleh oknum dan spekulan beras.
Sasaran OP adalah keluarga menengah kebawah yang menjadi objek rasta. Sejalan belum disalurkannya sejak awal tahun.