Jakarta, (Antarariau.com) - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Fachmi Idris mengatakan hasil riset menunjukkan bahwa program Jaminan Kesehatan Nasional berkontribusi sebesar Rp18,6 triliun pada ekonomi Indonesia.
"Program ini dianggap subsidi charity, ternyata uang ini kembali langsung Rp18,6 triliun, dalam hal ini untuk konstruksi rumah sakit," ujar Fachmi di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, dampak ekonomi dari BPJS sebesar Rp18,6 triliun meliputi pembangunan rumah sakit, fasilitas rumah sakit, penyedia logistik bagi pasien seperti makanan, pemasok makanan seperti peternak telur meningkat seiringnya banyaknya jumlah pasien.
"Tapi ini bukan berarti kami senang banyak yang sakit," ucap Fachmi.
Menurut dia, program ini juga membuka lapangan kerja bidang kesehatan, penambahan tenaga kerja baru sehingga sumber daya manusia di rumah sakit bertambah.
"Kami tidak berharap semakin banyak orang sakit program ini semakin sukses, bukan seperti itu. Tapi program ini untuk memberikan jaminan kepada yang sakit," ucap Fachmi.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait masa jabatan Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan yang akan berakhir pada 31 Desember 2015.
Untuk itulah Presiden Joko Widodo meminta direksi melakukan upaya-upaya penyiapan transformasi dengan sebaik-baiknya agar berkesinambungan.
"Sehingga program JKN/KIS tetap dapat berlangsung secara normal dalam masa pergantian Direksi dan Dewan Pengawas tersebut," kata Presiden ketika menerima Direksi BPJS Kesehatan di Istana Merdeka.
Selain melaporkan akan berakhirnya periode kepemimpinan BPJS Kesehatan, Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan kepada wartawan bahwa saat ini sedang diadakan penerimaan direksi baru untuk kepemimpinan baru pada badan tersebut.