Betapa Bosannya Sepak Bola Tanpa Olahraga

id betapa bosannya, sepak bola, tanpa olahraga

Betapa Bosannya Sepak Bola Tanpa Olahraga

Oleh Aditya Ramadhan

Betapa bosannya apabila sepak bola hanya sebatas nama, adu pendapat, atau surat-menyurat antarlembaga. Betapa bosannya sepak bola tanpa olahraga.

Di Indonesia saat ini, sepak bola sedang dalam masanya tanpa olahraga. Tanpa berlari di atas lapangan hijau, tanpa tendangan bebas, tanpa gol, tanpa drama menit-menit akhir penentu kemenangan.

Berita sepak bola di Tanah Air sekarang ini hanya tentang suporter yang berunjuk rasa, para pemain yang diputus kontrak, pesepak bola yang tiba-tiba jadi seorang pengangguran, dan pembubaran klub.

"Bagaimana lagi," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditanyai mengenai tanggapannya terkait kekalahan Timnas U-23 atas Myanmar dengan skor 4-2 di SEA Games 2015 Singapura.

Satu-satunya sepak bola Indonesia yang bermain di atas lapangan hanya Timnas U-23 di SEA Games 2015. Namun, para pemain itu pun tidak bisa menampilkan performa maksimal karena terbebani pikiran tentang nasib mereka di sepak bola Tanah Air setelah SEA Games 2015 usai.

"Psikologis pasti terganggu, pasti tidak fokus, akibat tidak fokus pasti penampilan tidak maksimal," kata Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman.

Ya, sanksi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia yang turun tanggal 30 Mei 2015 menyebabkan Indonesia dilarang bermain di laga internasional yang berada di bawah naungan FIFA serta Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Sementara kompetisi di dalam negeri juga terhenti karena PSSI dan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi menghentikan Indonesia Super League dengan alasan "force majeure".

Surat sanksi administratif Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi untuk PSSI menyebutkan kegiatan organisasi itu tidak diakui, dan pihak kepolisian tidak memberikan izin keramaian untuk menggelar pertandingan.

Gantinya, Menpora membentuk Tim Transisi yang akan menggantikan tugas dan wewenang PSSI dalam menggelar kompetisi. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda dimulainya kompetisi yang bertajuk Turnamen Piala Kemerdekaan tersebut.

"Klub yang berminat sudah banyak," kata Koordinator Komunikasi Tim Transisi Cheppy Triprakoso Wartono, Jumat (5/6). Hanya itu yang menjadi sentimen positif bakal bergulirnya kompetisi sepak bola di bawah Kemenpora, kendati belum ada yang mendaftar untuk mengikuti Turnamen Piala Kemerdekaan.

Apa sebab? Hanya satu, yaitu statuta PSSI yang menyebutkan bahwa klub-klub yang menjadi anggota PSSI dilarang bermain dalam kompetisi yang bukan dijalankan oleh operator pilihan organisasi sepak bola Indonesia tersebut. Jadi jangan disalahkan jika klub-klub merasa ragu atau bahkan takut untuk mengikuti kompetisi Tim Transisi.

"Saya rasa tim transisi menggelar kompetisi sah-sah saja, tapi juga jangan dilupakan mekanismenya. Artinya dalam sebuah kompetisi atau organsisasi kita tidak bisa lepas dari aturan main. Kita tetap harus menciptakan regulasi yang bisa diterima oleh semua pihak, sehingga tidak ada lagi rasa takut buat klub untuk berkompetisi, rasa bimbang buat pemain untuk ikut dalam kompetisi. Ini yang harus mereka (Tim Transisi) pikirkan, konsep ini harus jelas," kata Ponaryo.

Bersambung ke hal 2 ..