Tokyo (Anatarariau.com) - Indeks saham bursa Tokyo ditutup naik 0,43 persen pada Rabu, karena yen yang lemah dan rekor penutupan lain di Wall Street membantu mendorong pasar Jepang ke tingkat tertinggi baru dalam tujuh tahun terakhir.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo naik 72,94 poin menjadi 17.197,05, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama 0,13 persen atau 1,84 poin lebih tinggi menjadi 1.377,05.
Yen, yang telah jatuh sejak bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), memperluas program pelonggaran moneternya pada bulan lalu, tergelincir lebih jauh pada Selasa karena spekulasi Perdana Menteri Shinzo Abe kemungkinan akan menunda rencana kenaikan pajak penjualan tahun depan.
Di Tokyo, dolar pada Rabu dibeli 115,23 yen, setelah melonjak melewati 116 yen di di New York untuk pertama kalinya sejak Oktober 2007.
Rumor pajak datang karena pemerintah mencoba mengatasi penurunan akibat kenaikan pajak penjualan pada April yang membuat pemulihan tentatif mundur dan mengancam ekonomi nomor tiga di dunia itu terjun ke dalam resesi.
"Spekulasi tentang penundaan pajak penjualan akan menyebabkan pasar mata uang menjadi fluktuatif untuk sementara waktu, dan itu bisa mengakibatkan pasar saham lebih berfluktuatif juga," kata Masayuki Doshida, analis pasar senior di Rakuten Securities.
Abe perlu memutuskan apakah akan melanjutkan rencana untuk menaikkan pajak penjualan menjadi 10 persen pada Oktober 2015, setelah naik menjadi 8,0 persen pada April tahun ini.
Kenaikan pajak dirancang untuk membantu mengekang utang publik Jepang yang besar, tetapi belanja konsumen tetap lesu menyusul kenaikan pada April tahun ini.
Namun, penundaan kenaikan pajak bisa mengakibatkan keterlambatan dalam reformasi fiskal Jepang dan melemahkan yen lebih lanjut.
Sebuah yen yang lemah menguntungkan eksportir Jepang, membuat mereka lebih kompetitif di luar negeri dan meningkatkan nilai yen dari keuntungan mereka ketika dipulangkan.
Mata sekarang tertuju pada data produk domestik bruto Jepang Juli-September yang akan keluar Senin (17/11).
Surat kabar utama juga melaporkan pada Rabu bahwa Abe bisa menggelar pemilihan umum sela pada 14 atau 21 Desember jika ia memutuskan untuk menunda kenaikan pajak berikutnya.
Koalisi pemerintahan berkuasa akan mungkin untuk memenangkan pemilu, yang akan disambut positif oleh pasar saham dan memicu penjualan baru yen, analis mengatakan.
Di Tokyo, Fujifilm melonjak 4,44 persen menjadi 4.007,5 yen setelah perusahaan mengatakan mereka memperkirakan obat anti-influenza yang secara resmi disetujui pada awal tahun depan
sebagai obat untuk orang yang terinfeksi dengan virus Ebola.
Pembuat suku cadang mobil Takata naik 4,28 persen menjadi 1.192,0 yen karena aksi buru saham murah, setelah menghadapi tekanan jual besar-besaran atas cacat kantung udara produksinya yang telah dikaitkan dengan setidaknya empat kematian di Amerika Serikat.
Toyota naik 0,38 persen menjadi 6.839,0 yen, sementara saham Sony naik 0,48 persen pada 2.365,5 yen, demikian AFP melaporkan.
Berita Lainnya
Saham Jepang ditutup melemah Jumat, kasus Omicron di Tokyo tekan sentimen
24 December 2021 15:22 WIB
Indeks Nikkei Naik 30 Poin Hari Ini
09 January 2015 18:09 WIB
Inflasi di Belanda sentuh level tertinggi dalam 47 tahun pada 2022 akibat krisis minyak
11 January 2023 12:11 WIB
Pemerintah terus berupaya jaga subsidi energi tetap pada level Rp502 triliun
26 August 2022 16:16 WIB
Inflasi di Irlandia capai level tertinggi dalam 38 tahun pada Juni 2022
16 July 2022 9:58 WIB
Dishub DKI terapkan 100 persen kapasitas angkutan umum pada PPKM level dua
10 March 2022 13:49 WIB
Jubir: Sistem kesehatan berlaku maksimal selama PPKM level 3, pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022
03 December 2021 18:49 WIB
Pengaruh virus corona, emas naik ke tertinggi dalam tujuh tahun
21 February 2020 6:00 WIB