Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo siap melawan Uni Eropa yang menggugat Indonesia melalui World Trade Organization (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel.
Hal ini pun sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar presiden selanjutnya tak takut terhadap ancaman dari negara lain, terutama soal hilirisasi mineral. Sehingga hilirisasi yang diperjuangkan bisa membuahkan hasil maksimal.
"Itu bukan pertanyaan lagi," kata Ganjar saat wawancara eksklusif di kediamannya di Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurutnya, hilirisasi tak hanya terkait sumber daya alam (SDA). Ia mengungkapkan Indonesia juga dapat melakukan hilirisasi di sektor kelautan, perkebunan dan lainnya.
Kendati demikian, Ganjar mengatakan Indonesia harus menyusun rencana dengan matang agar tak masuk dalam jebakan-jebakan regulasi yang sudah disepakati. Sebab, hal itu berkaitan erat dengan relasi internasional.
"Kita harus punya keberanian wajib itu hukumnya," tegasnya.
Selain memiliki keberanian, Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif lagi. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menyoroti pentingnya kebijakan berdasarkan data dan riset.
Oleh karena itu, para periset, perguruan tinggi hingga masyarakat lokal perlu dilibatkan. Kondisi ini juga untuk mengantisipasi timbulnya kecemburuan.
Sebelumnya, Kamis (31/8), Presiden Joko Widodo meminta presiden selanjutnya untuk tidak menghentikan hilirisasi industri yang tengah dijalankan pemerintah saat ini.
Sebab, seperti dikatakannya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) 2023 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis, Indonesia bisa kehilangan pendapatan per kapita sekitar 25.000 dolar AS pada 2045.
Baca juga: Ganjar tampil orisinal saat depat perdana
Baca juga: PDIP: Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md merupakan penerus ideologis Jokowi