Begini kondisi terakhir pengungsi gempa Pasaman Barat

id Bencana,Gempa,Padang,Sumbar

Begini kondisi terakhir pengungsi gempa Pasaman Barat

Salah seorang warga berobat di pos pelayanan milik Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Minggu (27/2). ANTARA/FathulAbdi

Simpang Empat (ANTARA) - Ratusan warga yang menjadi pengungsi di halaman Kantor Bupati Pasaman Baratmulai dirundung berbagai penyakit sejak Sabtu (27/2) hingga saat ini.

Berdasarkan data tiga posko pelayanan kesehatan di halaman kantor bupati diketahui jumlah pengungsi yang mengeluhkan sakit sebanyak 501 orang.

Dengan rincian 180 orang di posko pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Pasaman Barat, 150 orang di posko tim medis Semen Padang, 171 orang di posko kesehatan Biddokkes Polda Sumbar.

"Layanan yang kami berikan berupa pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat terhadap penyakit yang dikeluhkan," kata dokter di Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Pasaman Barat Dian Leonita, di Simpang Empat, Minggu.

Ia mengatakan ada berbagai keluhan yang disampaikan oleh pengungsi seperti demam, batuk, pilek, penyakit kulit, hingga hipertensi.

Sementara di pos pelayanan kesehatan Biddokes Polda Sumbar jumlah pengungsi yang berobat sebanyak 171 orang.

Kasubid Dokpol Biddokkes Polda Sumbar dr Eka Purnama Sari mengatakan keluhan pengungsi adalah diare, batuk, flu, demam, gatal-gatal, dan lainnya.

"Warga yang mengeluhkan sakit langsung diperiksa oleh tim medis yang ada di pos kesehatan, kemudian diberikan obat," jelasnya.

Sementara di posko pelayanan kesehatan Semen Padang hingga Sabtu malam tercatat ada 171 pengungsi yang mengeluhkan sakit.

Rata-rata penyakit yang dikeluhkan oleh pengungsi adalah demam, flu, dan batuk dengan rentang usia pasien 30-50 tahun.

Salah seorang pengungsi yang berasal dari Timbo Abu, Kecamatan Talamau Sabariah (62) mengeluhkan sakit kepala ketika berada di tenda pengungsian.

Ia yang telah mengungsi sejak Jumat (25/2) itu kemudian dipapah oleh anaknya Hendra (25) ke tenda medis milik Semen Padang.

Pengungsi lainnya yang berasal dari Mudiak Simpang Damri (60) tiba-tiba jatuh pada Sabtu (26/2) malam karena sakit kepala, lalu diantarkan sang isteri ke pos kesehatan.

Medis menengarai faktor ketersediaan air minum serta pola makan yang tidak teratur menjadi penyebab sakitnya pengungsi.