Bengkalis (ANTARA) - Kasus Stunting (kurang gizi yang menghambat pertumbuhan) selama dua tahun terakhir di Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan prevalensi dari 9,14 persen tahun 2020 menjadi 8,43 persen di tahun 2021.
"Upaya Pemerintah Kabupaten Bengkalis guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 HPK, antara lain dengan penyusunan regulasi daerah terkait stunting, rembuk stunting tingkat kabupaten, pemetaan dan analisa situasi program sunting, pembinaan kader pembangunan manusia," ujar Wakil Ketua I Tim Teknis Pencegahan dan Penanganan Stunting Kabupaten Bengkalis, Yessica Vebrina, Jumat.
Kemudian melakukan pencatatan dan pelaporan (termasuk dokumentasi) dan intervensi hasil, pengukuran dan publikasi stunting, reviu kinerja, orientasi proses asuhan gizi Puskesmas, konseling ASI eksklusif.
"Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita kurus, program penyehatan lingkungan, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi terus dilakukan," ungkapnya.
Namun jika dibandingkan dengan target RPJMN prevalensi stunting di Kabupaten Bengkalis telah mencapai target.
"Hal ini menunjukkan bahwa adanya konvergensi program intervensi upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan persentase balita stunting di Kabupaten Bengkalis," harapnya.