Harapan Hidup Bayi Berkepala dua

id harapan hidup, bayi berkepala dua

Harapan Hidup Bayi Berkepala dua

Oh... malangnya anak ku sayang. Buah hati yang terbaring dalam selimut kesepian. Berjuang terus untuk hidup, meski raga itu membelenggu kepedihan. Bukan kiasan semata, bukan pula rangkaian kata mutiara, namun untaian kalimat ini begitu saja terlukiskan dalam tulisan ini membayangkan rasa pedih dan derita yang saat itu dirasakan bayi malang si kembar siam.

Terlihat begitu nyenyak, namun wajah polos itu tidak mampu menutupi kepedihan yang tertampung dalam raganya yang layu. Sebuah keunikan yang jarang terjadi pada kebanyakan bayi manusia di muka bumi ini, dengan hanya satu tubuh, dua bayi malang itu berbagi kehidupan.

"I Love You", tulisan pada selimut yang menutupi raga mungil bayi berjenis kelamin laki-laki nan malang itu. Seakan berbicara tentang kasih sayang yang begitu dalam dari banyak manusia yang telah lebih dulu menghirup udara duniawi.

Beruang-beruang kecil yang terlukis di selimut itu, juga menggambarkan ragam senyuman, seakan menantikan pertumbuhan raga sang bayi malang untuk cepat segera bangkit dan menantang kehidupan yang fanah ini.

Selang-selang kecil yang membelit dan menutupi hidung serta ringga mulutnya, adalah sebuah upaya dari manusia-manusia di sekeliling bayi kembar siam itu untuk tetap bertahan meraih kehidupan yang panjang.

"Bayi kembar siam ini dirawat di ruang khusus pada Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru sejak sekitar dua minggu lalu," kata seorang perawat yang berjaga-jaga dalam ruang dimana bayi malang itu di rawat dengan begitu intensif, Minggu (5/8) sore.

Pernyataan seorang perawat ini terlontarkan secara tiba-tiba, mengejutkan dan membuat bulu roma terasa kian merinding. Kala itu, raga ini sembari berkhayal merasakan kepedihan yang teramat luar biasa dari bayi kembar siam dengan fisik yang menyatu, namun tetap memiliki dua kepala yang telah ditumbuhi rambut-rambut tipis itu.

"Sejak dilahirkan oleh ibunya tanggal 20 Juli lalu (2012), kondisinya masih sama seperti ini. Namun dari beberapa kasus yang sama, baru sekali ini kehidupan bayi kembar siam bertahan hingga dua minggu," kata perawat wanita itu, seusai melontarkan pernyataan maaf setelah ungkapan mengejutkan sebelumnya.

Dalam ruangan sepi itu, sang bayi kembar siam berkepala dua ini dirawat bersama beberapa bayi lainnya yang juga dilahirkan dalam kondisi kritis.

"Namun kondisinya tidak separah bayi ini. Mudah-mudahan saja selamat saat upaya operasi nanti," katanya lagi.

Perawat ini mengaku tidak begitu banyak mengetahui tentang perkembangan bayi dan apa rencana dokter tim dokter selanjutnya demi menyelamatkan nyawa yang terkurung pada raga mungil itu.

Berlahan, dia pun pergi meninggalkan ruangan untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Mengontrol satu demi satu puluhan bayi yang berada dan dirawat pada ruang terpisah.

Ragam Kelainan

Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru sebelumnya mengklaim, bayi kembar siam anak dari pasangan suami isteri, Arman (44) dan Martini Haryani (35), warga Jalan Tanjung Medang Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, Riau, itu mengalami kondisi dengan ragam kelainan atau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan multiple anomali.

"Kami terus berusaha untuk melakukan pertolongan demi mempertahankan hidup bayi ini," kata Ketua tim dokter yang menangani kasus tersebut, yakni Dr Tubagus Odhi Sp.BA.

Bayi kembar siam itu merupakan anak keenam dari pasangan Arman dan Martini Haryani yang lahir melalui operasi "sectio sesaria" di kamar operasi Instalasi Gawai Darurat (IGD) pada lantai tiga RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada Jumat (20/7), sekitar pukul 16.55 WIB.

Saat dilahirkan, bayi malang itu berbobot sekitar 2,7 kilogram dan diidentifikasi memiliki lima kelainan. Seperti tanpa anus atau dalam bahasa medis dikenal "malformasi anorectal" dan memiliki tiga tangan dan kaki atau disebut "dicephalus paraphagus".

Selain itu, demikian Dr Tubagus, bayi malang itu juga memiliki anus yang terbelah atau "epispadia" serta jantung dan hatinya satu (omphalocele) dan terakhir yakni kelainan "extrophia vesicae" atau raga total yang bekerja secara ekstra.

"Untuk kelainan pada anus, kemungkinan besar mampu diatasi dengan membuat anus baru guna memperlancar bayi malang itu saat membuang kotorannya," kata dia.

Namun untuk sementara sebelum upaya operasi dilakukan secara bertahap, demikian Tubagus, bayi kembar siam tersebut harus dirawat intensif mengngat kondisinya yang kian kritis, yakni dengan indikator berkadar satrasi oksigen berkisar 74-90 persen, normalnya yakni diatas 95 persen.

Indikasi ketidak stabilan pernafasan menurut dia juga terus dialami bagi berkepala dua itu, bahkan denyut nadinya pun tidak begitu normal, yakni hanya berkisar 88-110 dan fluktuatif, normalnya lebih dari 100-140.

"Untuk itu, hingga saat ini bayi kembar siam ini masih terus menggunakan alat bantu pernafasan atau C-POP yang terpasang langsung melalui rongga pernafasan hidung," katanya.

Sejauh ini, kata dia, tim medis juga telah melakukan sejumlah cara untuk menstabilkan kondisi bayi. Salah satunya yakni dengan meletakannya di kotak khusus agar suhu tubuh tetap stabil.

Langkah selanjutnya, kata dokter khusus yang terbiasa menangani kasus bayi kembar siam ini, adalah pemasangan sebanyak empat saluran untuk asupan cairan dan nutrisi, dan pelacakan diagnosis penyerta serta usaha penegakan diagnosis darurat.

"Semuanya masih dalam kondisi sama seperti baru dilahirkan sebelumnya. Namun ketahanannya bisa dikatakan luar biasa," kata dia.

Perobatan Ditanggung

Direktur Utama RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Yulwiriati Moesa, mengatakan segala perobatan bayi kembar siam yang lahir dengan banyak kelainan itu akan ditanggung oleh pemerintah lewat program Jaminan Kesehatan Daerah atau Jamkesda.

"Jadi orang tua bayi ini tidak perlu lagi mengkhawatirkan masalah biaya perobatan serta perawatan hingga biaya operasinya nanti," kata dia.

Sejauh ini, diakuinya, berbagai upaya terus dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari sejumlah dokter propesional demi keberlangsungan hidup ang bayi malang itu.

"Intinya, upaya medis masih terus dilakukan sebaik dan seoptimal mungkin. Harapan saya sama dengan harapan orang tua dan masyarakat, yakni kehidupan lebih lanjut bagi si bayi kembar siam," katanya.

Pihaknya juga telah berencana untuk melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih canggih guna optimalisasi perawatan dan upaya kesembuhan sang bayi malang itu.

"Namun semuanya akan diusahakan di RSUD Arifin Achmad terlebih dahulu, termasuk adanya rencana sejumlah operasi yang akan dilakukan nantinya," kata Yulwiriati.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya juga telah menyiapkan sebanyak sembilan orang dokter dari berbagai bidang untuk menangani bayi kembar siam yang merupakan putra pasangan suami istri, Arman dan Martini itu.

Sejumlah anggota dari tim medis yang dimaksud, demikian Yulwirianti, yakni terdiri dari dokter spesialis jantung, paru, dan spesialis bedah.

"Untuk saat ini, kemajuan yang cukup signifikan adalah adanya pembentukan anus untuk mengeluarkan kotoran. Bayi kembar itu kini dirawat di ruang Perinatois yang tentunya mendapat pengawasan ketat dari perawat," katanya.

Oleh Fazar Muhardi/Antara