Tingkat keterisian atau okupansi mal Jakarta sepanjang 2020 capai 87 persen

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,keterisian mal

Tingkat keterisian atau okupansi mal Jakarta sepanjang 2020 capai 87 persen

Warga mengunjungi pusat belanja Senayan City Mal di Jakarta, Jumat (25/12/2020). Pusat perbelanjaan menjadi salah satu lokasi penghiburan warga saat libur Hari Raya Natal dan akhir tahun. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.)

Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat tingkat keterisian atau okupansi pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta sepanjang 2020 mencapai 87 persen, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 90 persen.

"Tingkat hunian turun dari tahun sebelumnya, tapi berada di angka 87 persen," kata Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam paparan pasar properti Jakarta secara daring, Rabu.

Baca juga: Diskes tutup toko Sport Stasion Mal Pekanbaru terkait temuan kasus COVID-19

Yunus menjelaskan kondisi tersebut terjadi karena adaa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 2020 untuk mencegah penularan Covid-19.

Pusat perbelanjaan sempat ditutup saat kebijakan PSBB. Mal baru diizinkan beroperasi kembali pada Juni secara terbatas baik kapasitas maupun jam operasional.

"Ini menyebabkan tenant (penyewa) menutup sementara atau permanen. Kita lihat 2020 ini tahun yang menantang bagi tenant," katanya.

JLL mencatat ada penurunan sewa tenant sebesar 1,2 persen sepanjang 2020. Penurunan juga terjadi dari permintaan pasar terhadap bangunan mal sebesar 34 ribu meter persegi. Kendati demikian, ada tambahan pasokan baru seluas 25,4 ribu meter persegi tahun lalu.

Yunus menuturkan meski 2020 menjadi tahun yang berat, pusat perbelanjaan masih dianggap sebagai tempat hiburan dan bagian dari gaya hidup sehingga performanya masih cukup positif di tengah pandemi.

"Meskipun ada beberapa penutupan, kami juga tetap melihat pembukaan gerai baru di pusat perbelanjaan menengah ke atas," katanya.

Ia memprediksi sejumlah sektor seperti makanan dan minuman, kecantikan dan fast fashion masih akan cukup aktif di tahun 2021. Namun, wahana permainan anak hingga bioskop yang jadi daya tarik utama mal masih perlu menunggu waktu untuk bisa kembali menarik pengunjung.

Baca juga: Masyarakat Jakarta belum tertarik ke mal

Baca juga: Ikuti langkah Dubai, banyak mal dan restoran di Abu Dhabi mulai kembali buka


Pewarta: Ade irma Junida