Pekanbaru (ANTARA) - Lembaga Survei Perkumpulan untuk Transparansi dan Akuntabilitas Publik (Putap) Riau mengungkap rahasia masyarakat Bumi Lancang Kuning dalam menghadapi Corona hingga mendapat perhatian dari Panglima TNI dan Kapolri beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Putap saat merilis hasil survei Indeks Kepuasan Publik terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan COVID-19 di Riau. Peneliti Putap, Tito Handoko di Pekanbaru, Jumat mengatakan, masyarakat Riau sangat patuh mematuhi protokol kesehatan saat ditanyakan di dalam survei, "Apa Anda lakukan untuk mencegah COVID-19?".
Hasilnya, dari 800 responden, mayoritas mematuhi protokol kesehatan saat mereka beraktifivitas di luar rumah.
"Warga menggunakan masker 86 persen, jaga jarak 9 persen serta cuci tangan 5 persen, serta tidak sama sekali 0 persen," kata Tito.
Tito menjelaskan, survei diikuti 800 responden tersebar di 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau dilakukan dalam rentang waktu 10 hari, 1-10 2020. Metode digunakan dengan menggunakan Google Doc dan Google Form dengan tingkat kepercayaan 97 persen.
"Hari ini kalau ada lembaga surveiyang mengklaim sudah surveidoor to door, patut dipertanyakan bagaimana caranya, apakah itu melanggar protokol kesehatan atau tidak. Kami memakai teknologi informasi untuk menghindari kontak langsung," kata Tito.
Dari survei dilakukan, tutur Tito, kepatuhan tersebut tak bisa dilepaskan dari pendisiplinan dilakukan aparat kepolisian Riau bersama-sama dengan Satpol PP, TNI, Dinas Perhubungan serta para pihak lainnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di enam kabupaten dan kota.
Keenam kabupaten dan kota memberlakukan PSBB tersebut antara lain, Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Kampar dan Siak.
Terbuktikolaborasi antara Pemda, Polri dan TNI dalam menangani COVID-19 di Riau membantu kepuasan responden terhadap kinerja pemerintah sangat puas.
"Hasil survei menunjukkan 46,8 persen responden menyatakan Sangat Puas, 41,1 persen Puas dan 12,1 persen biasa saja dengan kinerja pemerintah dalam penanganan COVID-19," jelasnya.
Tito menjelaskan, saat ditanyakan ke responden, lembaga mana paling berpengaruh dalam partisipasi publik terhadap penanganan COVID-19 di Riau, mereka menjatuhkan pilihan ke Polri sebanyak 78,2 persen, disusul Pemerintah Kota dan Kabupaten 6,6 persen, Pemerintah Provinsi Riau 6,1 persen, Ormas ,21 persen, TNI 1,6 persen serta dan lain-lain 5,5 persen.
"Ini memberikan pandangan Polri berhasil memberikan dan menimbulkan rasa aman kepada masyarakat karena kedisiplinan selama masa karantina dan PSBBsehingga berhasil menekan angka penyebaran," jelas dosen FISIP Universitas Riau ini.
Tito mengatakan, setelah dikroscek ke responden, ternyata argumentasi mereka memilih kepolisian karena lembaga tersebut paling aktif dalam menerapkan kebijakan pemerintah, termasuk turun ke desa-desa dan pasar.
"Masyarakat cenderung tidak puas dengan pemerintah karena pemerintah tidak optimal dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19," tambahnya.
Kemudian, dari hasil survei tersebut juga diketahui, media sosial menjadi media paling berperan dalam menyalurkan informasi seputar COVID-19.
Baca juga: Aparat keamanan memeriksa uang bantuan sosial non DTSK yang diambil di Bank Riau Kepri
Persentasenya, media sosial 33,4 persen, media online mainstream 29,5 persen, televisi 28,4 persen, dan lain-lain 7,5 persen dan media cetak 1,1 persen.
Untuk bahan informasi, responden mengaku paling menunggu informasi seputar perkembangan pasien COVID-19 dengan persentase 46,3 persen diikuti informasi kebijakan pemerintah 32,8 persen.
Hasil survei juga menunjukkan, sektor perekonomian menjadi sektor paling berdampak akibat COVID-19 dengan persentase 77,2 persen, diikuti pendidikan 21 persen dan agama 1,8 persen.
Survei ini, tegas Tito, diharapkan bisa menjadi landasan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat dalam COVID-19, dan membuat pemerintah lebih bergerak inovatif.
Putap adalah bentuk tanggungjawab para peneliti muda di Riau sebagai akademisi untuk tetap melakukan riset di tengah pandemi COVID-19. Tentunya, tutur Tito, harus memiliki metode terbaru menyesuaikan kondisi.
Baca juga: Wako imbau warga disiplin protokol kesehatan menyusul muncul klaster COVID-19 BUMN
"Pandemi COVID-19 sudah membawa kita pada fase perubahan pola hidup dari biasanya. Kita terbiasa bebas bercengkrama, sekarang semua serba dibatasi, atas dasar ini makanya bergerak melakukan penelitian ini," tutupnya.
Sabtu (13/6) pekan lalu, Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz dan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat berkunjung ke Pekanbaru, memberikan apresiasi atas keberhasilan Riau dalam penanganan COVID-19.
“Agar dipertahankan penyebaran sangat minim di Pekanbaru Riau,” pinta Panglima TNI usai meninjau Pasar Senapelan (Pasar Kodim).
"Saya lihat masyarakat semuanya sudah mematuhi protokol kesehatan. Mudah-mudahan pakai masker bukan karena kita datang ke sini. Angka R-nya di bawah 0.3," ungkap Panglima.
Baca juga: Satgas BUMN Riau gelontorkan Rp5,1 miliar bantu penanganan COVID-19, begini penjelasannya
Lembaga survei ungkap keberhasilan Riau hadapi corona
Persentasenya, media sosial 33,4 persen, media online mainstream 29,5 persen, televisi 28,4 persen, dan lain-lain 7,5 persen dan media cetak 1,1 persen