Ahli Geologi Petakan Geowisata Riau

id ahli geologi, petakan geowisata riau

Ahli Geologi Petakan Geowisata Riau

Pekanbaru (Antarariau.com) - Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) membantu memetakan potensi alam di Provinsi Riau untuk pengembangannya nmenjadi geowisata.

"Kami bantu petakan potensi wisata alam yang bisa dijadikan rekomendasi untuk pemerintah daerah," kata Ketua IAGI Pengda Riau, Isdar di Pekanbaru, Rabu.

Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam.

Contoh objek geowisata adalah gunung berapi, danau, air panas, pantai, sungai, dan lain-lain.

IAGI menyatakan ada tiga daerah di Riau yang mempunyai bentangan alam cukup indah dan berpotensi sebagai obyek geowisata.

Masalah tersebut menjadi salah satu tema pembahasan khusus di Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-47 IAGI, yang kini tengah berlangsung di Pekanbaru.

"Khusus untuk Riau, kami sudah melakukan pemetaan yang patut dikembangkan sebagai geowisata," kata Ketua Panitia PIT IAGI, Husnul Kausarian.

Husnul menambahkan, ilmu geologi tidak serta merta membahas sumber daya alam minerba maupun potensi bencana alam. Melainkan juga pengembangan geowisata sebagai potensi ekonomi masyarakat lokal.

Menurut Husnul, terdapat tiga daerah di Riau yang memiliki bentangan alam mirip dengan Sumatera Barat yakni Kampar, Rokan Hulu dan Pelalawan.

"Riau tidak melulu soal migas tapi ada geowisata yang cukup besar," ujarnya.

Husnul mencontohkan, kawasan wisata Ulu Kasok di Kampar. Tempat wisata yang dijuluki sebagai "Raja Ampat" Riau itu terbentuk dengan sendirinya setelah pembangunan bendungan Koto Panjang yang menghasilkan sedimentasi hingga membentuk pulau-pulau di atas air.

"Yang paling terkenal Ulu Kasok, bisa diakses sekitar 1,5 jam dari Pekanbaru," katanya.

Tidak jauh dari lokasi itu terdapat air terjun Gulamo yang untuk menuju lokasi itu harus melalui sungai yang diapit dinding batu alam. Tempat itu kini dikenal oleh warga Riau dengan sebutan "Grand Canyon" di Riau.

Sedangkan di Kampar Kiri, aliran sungai Subayang dinilai mirip seperti Ngarai Sianok di Bukittinggi, Sumatera Barat. Aliran sungai yang membelah bukit dengan hutan alamnya yang hijau menyuguhkan pemandangan menakjubkan. Di ujung sungai terdapat air terjun Pangkalan Kapas yang cukup tinggi.

Husnul berharap, pemerintah setempat dapat memperhatikan potensi alam tersebut agar mampu mendorong perekonomian masyarakat, menambah pendapatan daerah melalui sektor pariwisata.

Pengembangan Geowisata Riau menjadi tema khusus dalam PIT IAGI di Pekanbaru, Riau. Sebanyak 250 makalah dari 650 ahli gelogi bakal dipresentasikan baik soal mitigasi bencana, pengembangan sumber daya alam maupun geowisata.