Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pakar Politik Universitas Riau, DR. Hasanuddin mengatakan berdasarkan konstruksi perundang-undangan mengenai Pemilu terutama berkaitan dengan perhitungan suara dan perolehan kursi partai politik, diprediksi persaingan antarpartai politik akan berlangsung sangat ketat.
"Masing-masing partai politik harus berusaha keras mendapat dukungan pemilih secara luas untuk dapat melewati ambang batas empat persen suara nasional yang diatur undang-undang," kata Hasanuddin di Pekanbaru, Sabtu.
Pendapat demikian disampaikannya terkait prosesi demokrasi makin dekat sehingga diyakini akan muncul dinamika partai politik menghadapi kampanye pemilu legislatif dan pilpres.
Menurut dia, karena suara pemilih sangat bernilai untuk menentukan nasib partai dan partai yang memperebutkan tidak sedikit, maka terbuka peluang terjadi benturan antar partai.
Ia menekankan bahwa, masing-masing partai politik harus berusaha keras mendapat suara untuk menjadi pemenang di masing-masing daerah pemilihan, minimal berada posisi urutan ketiga dari bawah berdasar jumlah kursi yang diperebutkan pada masing-masing daerah pemilihan.
"Pada konteks ini akan terjadi friksi antarsesama partai koalisi pendukung calon presiden-wakil presiden karena efek pemilu serentak cenderung menguntungkan partai utama pengusung calon presiden-wakil presiden dan partai yang tidak diuntungkan akan berusaha mencari cara untuk mendapat keuntungan," katanya.
Oleh karena itu, katanya lagi, masing-masing calon legislatif harus berusaha menyelamatkan partai di level nasional dan menyelamatkan diri masing-masing di tingkat daerah pemilihan.
"Mereka juga harus bersaing ketat dengan sesama calon internal partai tentunya untuk mendapat suara terbanyak," katanya.