Pekanbaru (Antarariau.com) - Kota Pekanbaru mengalami kesulitan untuk meraih status sebagai Kota Bebas Rabies pada tahun 2020, lantaran sampai kini Dinas Pertanian dan Perikanan setempat masih menemukan 128 serangan dari hewan penular rabies (HPR).
"Itu baru dari data yang dihimpun pihak Distanak hingga bulan Mei 2018," ucap Kadis Pertanian dan Perikanan Pekanbaru melalui Kepala seksi Kesehatan hewan dan masyarakat Vateriner (Keswan Kesmavet) Herlandria di Pekanbaru, Rabu.
Dijelaskan Herlandria bahwa dari jumlah serangan tersebut pihaknya menemukan lima kasus yang telah dinyatakan positif merupakan serangan dari hewan yang mengidap rabies. Hal inilah yang kemudian membuat pihaknya sanksi untuk meraih prediket kota bebas rabies. Pasalnya syarat utama untuk dapat meraih gelar itu ialah tidak adanya serangan rabies dalam dua tahun menjelang pemberian anugerah tersebut.
Herlandria menambahkan bahwa dari tiga jenis hewan penular rabies tersebut, kucing berada diurutan tertinggi dengan total 66 serangan dan tiga diantaranya termasuk kedalam kasus positif rabies. Selanjutnya diikuti oleh anjing dengan total 55 kasus dan dua diantaranya juga termasuk dalam positif rabies. Sedangkan untuk serangan dari hewan monyet berjumlah tujuh serangan dan tidak ditemukan adanya indikasi termasuk dalam kategori positif rabies.
"Jumlah tersebut masih cukup tinggi. Namun Pemko menargetkan nihil serangan kedepannya," imbuhnya.
Untuk mencapai target tersebut diakui Herlandria bahwa pihaknya terus menggencarkan pemberian vaksin terhadap hewan penular rabies. Upaya ini ditempuh dengan cara mendatangi rumah warga yang memiliki hewan peliharaan tersebut. Dikatakan Herlandria bahwa ini adalah langkah baru yang ditempuh pihaknya lantaran upaya pemerintah dengan membuka posko vaksin di Puskesmas tidak membuahkan hasil.
Setidaknya hingga bulan Juni 2018 pihaknya telah memvaksin 3.443 ekor hewan penular rabies (HPR) dengan rincian 716 ekor anjing, 2710 ekor kucing dan 17 ekor kera.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan program tahunan Distanak terhadap upaya pencegahan dan menekan jumlah penyebaran virus tersebut. Lebih jauh ia mengatakan bahwa hal ini juga bertujuan untuk menghindari penularan rabies ke manusia yang dapat berujung pada kematian.
"Keberhasilan dari program ini juga bergantung pada peran serta masyarakat. Pemberian vaksin ini gratis," pungkasnya.
Herlandria menambahkan bahwa jumlah tersebut masih belum maksimal lantaran dari persentasi target yang saat ini dimiliki pihaknya upaya vaksin tersebut baru mencapai 40 persen dari total seluruh HPR yang ada di Pekanbaru.
Oleh Retmon Bensal Putra
Berita Lainnya
Pengungsi Rohingya di Pekanbaru kerap curi hasil kebun hingga bawa sajam, warga resah
18 December 2024 21:57 WIB
Polda Riau cek kelangkaan solar di SPBU
18 December 2024 17:25 WIB
Rumah sakit otak dan jantung di lahan 10 Ha segera dibangun di Pekanbaru
18 December 2024 7:52 WIB
Dishub Provinsi Riau petakan titik jalan rawan kecelakaan selama Nataru
18 December 2024 7:51 WIB
Riau tetapkan status siaga darurat tanggulangi banjir
17 December 2024 22:36 WIB
Lantaran rambutan, pengungsi Rohingya resahkan warga Pekanbaru
17 December 2024 16:02 WIB
Pemprov Riau hibahkan 10 ribu meter persegi lahan untuk pengadilan militer
16 December 2024 20:56 WIB
Karyawan bank BUMN ditemukan tewas di tol Dumai-Pekanbaru, diduga bunuh diri
16 December 2024 20:25 WIB