Damaskus (Antarariau.com)- Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Minggu (8/1) mengatakan tahap selanjutnya perang Suriah setelah pembebasan Kota Aleppo takkan mudah mengingat dukungan Barat yang berlanjut buat kelompok gerilyawan.
"Negara Barat serta antek dan alat mereka di wilayah ini melanjutkan dukungan buat organisasi pelaku teror," kata Bashar seperti dikutip kantor berita resmi Suriah, SANA.
Ia juga mengatakan perebutan kembali seluruh Kota Aleppo dari kelompok gerilyawan merupakan "kesempatan penting menuju kemenangan dalam perang yang dihadapi oleh Suriah".
Pernyataan Bashar dikeluarkan selama pertemuannya dengan Ketua Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani.
"Suriah, dengan bantuan dari teman-temannya seperti Iran dan Rusia, bergerak maju dalam melakukan apa pun yang dikerjakannya untuk menyediakan pijakan yang cocok untuk menemukan penyelesaian. Melalui itu, rakyat Suriah dapat menetapkan masa depan negara mereka tanpa campur tangan negara asing," kata Bashar kepada Shamkhani, sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Sementara itu, Shamkhani menjelaskan negaranya takkan menyiar-nyiakan upaya untuk mendukung Suriah dan membuat menggagalkan setiap "rancangan pelaku teror dan pendukungnya" sebab kontra-teror adalah masalah penting bukan hanya buat Suriah tapi juga seluruh negara regional".
Iran, sekutu utama regional bagi Pemerintah Suriah, belum lama ini telah memperkuat keterlibatan diplomatiknya di Suriah, saat Alaeddin Boroujerdi, pemimpin Komisi Keamanan Nasional di Parlemen Iran, mengunjungi Damaskus pekan lalu. Pada masa yang sama para pejabat Kementerian Luar Negeri Suriah mengunjungi Teheran.
Upaya diplomatik ulang-alik tersebut tampaknya bertujuan mengkoordinasikan pendirian antara kedua negara sebelum pembicaraan perdamaian Suriah, yang direncanakan Turki-Rusia, di Astana pada penghujung Januari.
Selama kunjungan terakhirnya ke Suriah, Boroujerdi mengatakan Iran mendukung pembicaraan mendatang Suriah di Astana, Kazakhstan, yang diperkirakan, untuk pertama kali, mempertemukan wakil dari Pemerintah Suriah dan gerilyawan. Beberapa pembicaraan terdahulu di Jenewa gagal setelah dihadiri oleh wakil Pemerintah Suriah dan oposisi politik di pengasingan.
Banyak ahli menyatakan harapan tinggi bagi pembicaraan baru itu, sementara Amerika Serikat takkan menjadi bagian dari tim penyelia, sebab Pemerintah Bashar masih memandang dukungan Barat buat gerilyawan berada di belakang konflik di negerinya.
Pada Minggu, Bashar juga bertemu dengan elegasi Prancis yang berkunjung termasuk sejumlah intelektual dan anggota parlemen Prancis.
Selama pertemuan tersebut, Bashar mengatakan kebijakan Prancis saat ini terputus dari kenyataan mengenai perang di Suriah.
Ia menegaskan kebijakan itu telah membuat situasi bertambah berkobar melalui dukungan buat "organisasi teror", yang, katanya, telah menjadi ancaman, bukan hanya buat Suriah tapi juga buat negara Barat.
Delegasi Prancis tersebut mengatakan apa yang telah mereka ketahui mengenai Suriah berisi sangat banyak penyimpangan dari kebenaran.
Sehari sebelumnya, delegasi Prancis itu tiba di Aleppo dengan naik pesawat, pesawat sipil pertama yang mendarat di Bandar Udara Aleppo dalam empat tahun.
Berita Lainnya
Kanselir Jerman dan presiden Prancis desak Putin hentikan konflik di Idlib-Suriah
21 February 2020 12:18 WIB
Tentara AS dipertahankan di wilayah Suriah, begini pendapat Presiden Suriah Bashar
02 November 2019 13:16 WIB
Presiden Rusia Desak PBB Selidiki Serangan Gas Di Suriah
12 April 2017 11:05 WIB
Presiden Belarusia Kecam Serangan AS Ke Suriah
12 April 2017 10:50 WIB
Trump Salahkan Presiden Suriah Atas Serangan Senjata Kimia Provinsi Idlib
05 April 2017 11:00 WIB
Pemberontak Di Aleppo Terima Tawaran Amnesti Dari Presiden Suriah
07 October 2016 11:17 WIB
Tentara Garis Depan Suriah Dapatkan Penghargaan Buka Puasa Dengan Presiden
27 June 2016 10:24 WIB
Kota Kuno Palmyra Hancur, Presiden Suriah Minta PBB Bantu Perbaiki
31 March 2016 10:41 WIB