Menlu Inggris Siap Rangkul Negara Teluk Demi Konsensus Perdamaian Gaza

id Gaza, Palestina

Menlu Inggris Siap Rangkul Negara Teluk Demi Konsensus Perdamaian Gaza

Seorang anak Palestina mendapat makanan gratis dari dapur amal di Kota Gaza pada 24 Juli 2025 (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy akan melakukan kunjungan tiga hari ke Teluk dengan tujuan membangun kesepakatan bersama dengan mitra-mitra kawasan tersebut mengenai kerangka kerja jangka panjang untuk perdamaian di Jalur Gaza.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, Jumat, Lammy akan mengadakan pertemuan di Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi untuk membahas upaya-upaya mengubah gencatan senjata menjadi perdamaian yang langgeng, dengan fokus pada mekanisme pemantauan, pelucutan senjata Hamas, dan pengaturan tata kelola baru untuk Jalur Gaza.

Baca juga: Israel Hantam Gedung Berisi Ratusan Warga Palestina di Gaza

“Situasi di Gaza benar-benar suram. Setiap hari, krisis kemanusiaan semakin memburuk dengan kelaparan yang mengancam akan meluas di seluruh wilayah, sementara para sandera tetap ditawan dengan kejam,” tutur Lammy pernyataan tersebut

Ia menegaskan bahwa mengakhiri perang di Jalur Gaza tidak hanya membutuhkan gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat semua sandera, tetapi juga “transformasi dalam penyaluran bantuan” dan dorongan yang lebih luas menuju solusi dua negara.

Inggris baru-baru ini menjanjikan tambahan dana 15 juta poundsterling (sekitar Rp 312 milyar) untuk perawatan dan bantuan medis di Jalur Gaza, sehingga total kontribusi kemanusiaan untuk wilayah Palestina yang diduduki menjadi 75 juta poundsterling (sekitar Rp 1,6 triliun) untuk tahun anggaran ini.

Pendanaan itu akan mendukung badan-badan PBB yang menyediakan perawatan bagi perempuan dan anak perempuan, serta rumah sakit lapangan UK Med. Akhir bulan ini, anak-anak Jalur Gaza yang mengalami kondisi kritis diperkirakan akan tiba di Inggris untuk perawatan khusus.

Lammy juga mengatakan bahwa Inggris bermaksud untuk berkoordinasi dengan mitra internasional dalam mengakui status negara Palestina sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kelangsungan solusi dua negara.

Baca juga: UEA Tegas: Rencana Israel Caplok Tepi Barat Adalah Garis Merah

Menteri Luar Negeri itu menekankan bahwa pembatasan Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza "tidak dapat dibenarkan" dan mendesak tekanan internasional yang lebih besar untuk memastikan lebih banyak bantuan memasuki wilayah tersebut.

Pada saat yang sama, ia meminta Hamas untuk membebaskan semua sandera dan menerima bahwa mereka tidak dapat berperan dalam pemerintahan Gaza di masa depan.

Selama kunjungan tersebut, Lammy merencanakan pertemuan untuk berterima kasih kepada mitra-mitra Teluk atas kontribusi mereka.

Uni Emirat Arab telah mengirimkan bantuan kemanusiaan, termasuk melalui kemitraan dengan Inggris, sementara Qatar telah menjadi mediator untuk gencatan senjata berkelanjutan dan pembebasan sandera. Arab Saudi telah memberikan dukungan keamanan bersama AS dan mitra-mitra Eropa.

Perundingan juga akan mencakup penguatan hubungan perdagangan Inggris-negara-negara Teluk, dengan nilai perdagangan bilateral yang telah mencapai lebih dari 57 miliar poundsterling (sekitar Rp1,2 kuadriliun), menurut Kementerian Luar Negeri Inggris.

Baca juga: Mesir dan Palestina Gelar Pertemuan Penting di Kairo Bahas Perang Gaza

Genosida yang sedang berlangsung di Gaza telah memasuki hari ke-700 pada Jumat, dengan Israel telah membunuh lebih dari 64.200 warga Palestina. Serangan militer Israel telah menghancurkan wilayah kantong, yang kini sedang di ambang bencana kelaparan.

Sumber: Anadolu

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.