Gempuran yang dilakukan Israel ke kamp pengungsi terus tewaskan warga sipil

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, otomotif

Gempuran yang dilakukan Israel ke kamp pengungsi terus tewaskan warga sipil

Seorang wanita Palestina memegang bendera putih berjalan bersama sekelompok warga sipil saat mengungsi dari utara Jalur Gaza menuju selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza (7/11/2023). Otoritas di Gaza mengatakan 70 persen warga Gaza "tergusur secara paksa" dari tempat tinggal mereka akibat serangan gencar Israel yang masih terus berlangsung. (ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Zakot/tom.)

Gaza/Yerusalem (ANTARA) - Sedikitnya 19 orang tewas akibat serangan udara Israel terhadap satu kediaman di dekat rumah sakit kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara, pada Rabu (8/11).

Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza, gempuran yang dilakukan Israel itu terjadi ketika ribuan warga sipil tengah melarikan diri ke selatan untuk menghindari pertempuran darat yang sengit antara Israel dan Hamas.

Israel belum berkomentar atau memberi rincian terkait serangan itu.

Jika terkonfirmasi, hal itu menjadi serangan ketiga di kamp pengungsi terbesar di Gaza dalam sepekan terakhir saat perang antara Hamas di Jalur Gaza dan Israel yang memasuki bulan kedua.

Serangan udara Israel menghancurkan sebagian Jabalia pada 31 Oktober dan 1 November lalu mengakibatkan runtuhnya bangunan bertingkat di daerah padat penduduk di jantung perkotaan Gaza yang dikuasai Hamas.

Otoritas Palestina menjelaskan serangan itu sedikitnya menewaskan 195 warga sipil.

Israel mengklaim serangan udaranya di Jabalia pekan lalu menargetkan terowongan operasional yang digali di bawah daerah warga sipil telah menewaskan dua komandan Hamas dan sejumlah militan.

Serangan udara terhadap Jabalia, di Kota Gaza yang dikelilingi oleh pasukan lapis baja Israel, telah meningkatkan kekhawatiran internasional atas melonjaknya jumlah korban kemanusiaan akibat serangan Israel ke daerah kantong yang padat penduduk itu.

Israel malah menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil di Gaza dengan mengatakan bahwa warga digunakan sebagai tameng manusia dan Hamas telah menyembunyikan pusat senjata dan operasi di daerah permukiman.

Sebelumnya masih pada Rabu, ribuan warga sipil Palestina terpaksa berjalan dalam kondisi susah payah ke luar wilayah utara dalam jangka waktu empat jam yang diumumkan oleh Israel.

Militer Israel telah berulang kali meminta warga untuk mengungsi ke wilayah utara atau berisiko terjebak dalam kekerasan.

Namun bagian tengah dan selatan wilayah kecil Palestina yang terkepung oleh Israel tersebut ternyata juga kembali diserang.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan udara yang menghantam rumah-rumah di kamp pengungsi Nusseirat menewaskan 18 orang pada Rabu pagi.

Sedangkan di Khan Younis di Gaza bagian selatan, sebanyak enam orang, termasuk seorang anak perempuan, tewas dalam serangan udara.

"Kami sedang duduk dengan tenang ketika tiba-tiba serangan udara pesawat F-16 meledakkan sebuah rumah, seluruh blok, dan tiga rumah bersebelahan,” kata seorang saksi, Mohammed Abu Daqa, menegaskan semua korban adalah warga sipil.

"Seorang wanita tua, seorang pria tua, dan masih banyak lagi yang belum ditemukan di bawah reruntuhan,” kata Abu Daqa terkait korban sipil yang tewas.

Baca juga: Sebulan pengepungan Israel, warga Gaza jalani kehidupan bak di "neraka"

Baca juga: Gempuran pasukan Israel paksa 70 persen penduduk Gaza untuk mengungsi


Sumber: Reuters