Padang (ANTARA) - Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Andalas, Sumatera Barat, Virtuous Setyaka mengatakan konflik atau perang antara Israel dengan Palestina akan terus meningkat apabila negara-negara di dunia abai atau tidak membantu menyelesaikannya.
"Konflik ini akan terus meningkat dan semakin sulit untuk dihentikan kalau, misalnya, banyak pihak di dunia yang tidak mau terlibat untuk menyelesaikan persoalan itu," kata Virtuous Setyaka di Padang, Senin.
Menurut Virtuous, eskalasi konflik akan semakin memanas karena kedua belah pihak akan terus berusaha memperjuangkan masing-masing kepentingannya. Oleh karena itu, butuh kehadiran negara lain yang netral dan aktif guna meredam konflik. Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas tersebut mengatakan jika tidak ada pihak yang aktif memediasi kedua negara, maka diperkirakan konflik berkepanjangan terus terjadi hingga ada negara yang takluk atau jatuh.
Pada kesempatan itu, ia juga mempertanyakan peran nyata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Indonesia sebagai organisasi dunia dan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Selama ini Indonesia kerap menyuarakan kemerdekaan Tanah Palestina dari jajahan Israel. Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, Palestina merupakan satu dari sekian banyak negara yang mengakui kedaulatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.
Selain Indonesia dan PBB, negara-negara besar di dunia juga didorong untuk aktif meredam konflik Israel Palestina termasuk melakukan intervensi nyata (meredam konflik). Apalagi, dampak dari konflik tersebut telah menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. "Negara-negara harus ikut aktif meredam karena mau tidak mau, suka tidak suka, ya mereka seharusnya merasa ikut bertanggung jawab," ujarnya.
Sebab, perdamaian dunia sudah dinyatakan menjadi cita-cita bersama. Sehingga semua negara harus berani mengimplementasikan-nya demi kepentingan global serta atas nama kemanusiaan.
Baca juga: PARADE FOTO - Dukungan untuk Palestina dari Pekanbaru
Baca juga: Ribuan warga Palestina berlindung di rumah sakit di Gaza
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB