Garuda muda jangan hanya didadaku, terbang lah arungi kemenangan

id garuda muda, jangan hanya, didadaku terbang, lah arungi kemenangan

Garuda muda jangan hanya didadaku, terbang lah arungi kemenangan

Lebih 35 ribu suporter pendukung Timnas Garuda Muda Indonesia masih tetap memadati kursi-kursi yang tersedia di tribun Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Minggu (15/7) malam.

Teriakan mendukung mulai dari nyanyian "Garuda di Dadaku" hingga lagu dukungan khas "Aremania" terus berkumandang menggetarkan stadion megah yang masih bertekstur minimalis itu.

Puluhan ribu pasang mata terfokus pada satu titik lapangan hijau dimana pasukan muda Indonesia berlaga untuk yang terakhir kalinya di pentas babak kualifikasi Piala Asia (AFC) U-22 Grup E menghadapi negara tetangga, Singapura.

Meski kembaran "Leonel Messi", Andik Vermansah tak tampak di arena pertandingan untuk memimpin laga terakhir itu, bukan berarti dukungan harus terputus.

Puluhan ribu suporter terus berteriak, "Indonesia Harus Menang", meski kemenangan itu tidak memberikan perubahan apapun untuk pasukan binaan Pelatih Aji Santoso dan Asisten Pelatih Widodo C Putro serta Liestiadi itu.

Pertarungan kali terakhir ini, adalah laga gengsi yang harus direbut demi kepercayaan dan mempertahankan fanatisme pendukung Timnas Garuda Muda.

Waktu menunjukan tepat pukul 19.30 WIB, Garuda Muda memulai laganya setelah wasit pemimpin pertandingan, Yaqoob Said Abdullah Abdul Baqi (Oman) meluit tanda dimulainya pertandingan.

Diawal 45 menit babak pertama, pasukan merah putih tampak berusaha mengembangkan permainan dengan penguasaan bola yang optimal. Pertunjukan permainan indah pun ditampilkan oleh tim kesebelasan kesayangan negeriku itu.

Umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki yang akurat membuat permainan Garuda Muda tidak ubahnya seperti laga klub terbaik Barcelona.

Aji Saka yang baru saja bangkit setelah mengalami cidera di pertandingan sebelumnya, juga turut tampil gemilang dengan kesigapan yang luar biasa hingga seluruh bola yang mencoba menembus jaring gawang terus saja berhasil dimuntahkan.

Pemain yang turun malam itu, selain Aji Saka juga ada Dany Saputra, Nurmufid selaku kapten, Hendra Adi Bayauw/Ridwan Awaludin, Rasyid, Agung Supriyanto/KK/KM, Agus Nova/Syaiful Indra Cahya, Safrudin Tahar, Syahroni, Bima Ragil Satria Rakasiwi/Kurniawan dan Fandy Eko Utomo.

Sementara tim lawan, tetap dengan sejumlah pemain terbaik mereka. Sejumlah pemain inti seperti Muhammad Syazwan Bin Buhari (pg), Muhammad Al-Qaasimy Bin Abdul Rahman, Ali Hudzaifi Bin Mohd Yuso/Amy Rechaf, Madhu M Mohana, Safirul Bin Sulaiman.

Selanjutnya, Muhammad Faris Bin Ramli, Shamil Sharif, Muhammed Aqhari Bin Abdullah, Sheikh Abdul Hadi SH Otman, Muhammad Raihan Bin Abdul Rahman dan Fareez/Ahmad Suhaimi juga berusaha mengimbangi permainan Garuda Muda yang menawan.

Serangan demi serangan terus dibangun oleh kedua tim di awal babak pertama hingga memasuki menit ke 25.

Sejumlah peluang juga sempat tercipta, namun baik Garuda Muda maupun Timnas Singapura belum mampu merubahnya menjadi sebuah gol dan merubah angka pada papan skor yang terpampang besar di sudut kiri stadion megah kebanggaan masyarakat Riau itu.

Melampaui menit ke 25 hingga setelah wasit pemimpin pertandingan, Yaqoob Said Abdullah Abdul Baqi meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan babak pertama, gol belum juga tercipta dari kedua tim. Skor imbang tanpa gol bertahan hingga turun minum.

Babak Kedua

Memasuki menit babak kedua, kedua tim menunjukkan pola permainan cepat. Hanya saja, kuatnya gempuran Garuda Muda, membuat Singapura tertekan dan minim penguasaan bola.

Umpan-umpan pendek terus diperagakan pasukan Aji Santoso hingga penguasaan si kulit bundar terus didominasi dengan baik.

Namun Timnas Singapura yang dilatih Mike Wong Mun Heng bukan berarti tanpa perlawanan, berulang peluang gol sempat tercipta lewat umpan-umpan panjang mengarah ke gawan Aji Saka. Sayang, sejumlah peluang kembali mampu dimentahkan oleh kiper andalan "merah putih" itu.

Barulah pada menit ke 62, lewat tendangan penalti yang dieksekutori oleh Agung Supriyanto membuat gawang Singapura yang dijaga kiper Muhammad Syazwan Bin Buhari robek. Penempatan bola yang baik hingga bersarang di sudut kiri gawang lawan itu membuat Timnas Indonesia unggul sementara dengan skor 1-0.

Unggul satu gol tidak lantas membuat pasukan Garuda Muda mengendurkan serangan. Pola permainan dengan umpan-umpan cepat terus saja mewarnai jalannya pertandingan hingga penguasaan bola tetap didominasi para pemain muda Indonesia.

Berusaha untuk lepas dari tekanan, tim Singapura turut memperagakan serangan cepat dengan pola yang berbeda, yakni lewat umpan-umpan jauh mengarah ke gawang Aji Saka. Namun lagi-lagi, sejumlah peluang yang tercipta oleh para pemain Singapura di pertengahan babak kedua masih mampu diamankan dengan baik oleh para pemain belakang Indonesia.

Lewat serangan deras yang digencarkan pasukan Indonesia muda, membuat pertahanan Singapura kemudian kocar-kacir. Tepat dimenit ke 69, Agung Supriyanto kembali menyumbangkan gol keduanya lewat pemanfaatan umpan yang baik hingga tendangan kerasnya berhasil menjebol gawang "Negeri Singa" itu. Skor berubah untuk memperkuat keunggulan Garuda Muda, 2-0.

Amukan Suporter

Sorak dukungan dari puluhan ribu suporter Timnas Garuda Muda menyambut gol kedua itu seakan menggetarkan tiap sudut tribun Stadion Utama Riau diiringi irama senada tiupan trompet dan dentuman gendang.

Namun seketika, sorak sorai dukungan itu berubah menjadi amukan yang luar biasa ketika salah seorang pemain Indonesia terjatuh di lapangan hijau akibat dari permainan keras pemain belakang "Negeri Singa".

Terlebih, ketika itu pencetak dua gol bagi Timnas Garuda Muda, Agung Supriyanto di keluarkan secara paksa oleh wasit Yaqoob Said setelah mendapat ganjaran kartu merah akibat tidak mampu meredam gejolak emosionalnya di arena pertandingan.

Agung secara terang-terangan mengejar dan melayangkan satu pukulan telak mengarah ke wajah salah seorang pemain Singapura yang membegalnya, yakni pemain bernomor punggung enam, Madhu.

Madhu bahkan sempat terkapar di tengah lapangan pertandingan sambil menutupi wajahnya yang diduga terluka akibat hantaman ujung lengan Agung di penghujung akhir babak kedua itu.

Insiden baku hantam di penghujung babak kedua itu kemudian menyulut emosi permainan kedua tim. Tidak lama berselang sebelum wasit Yaqoob meniup peluit bertanda berakhirnya pertandingan, insiden kekerasan kembali terjadi antarpemain.

Kali ini giliran pemain Singapura bernomor punggung 6, Madhu yang dihadiahi kartu kuning setelah mendorong salah satu pemain Timnas Indonesia.

Peristiwa baku hantam tersebut nyaris saja menyulut emosi para suporter Garuda Muda yang tampak memadati seluruh kursi di Stadion Utama Riau.

Namun beruntung, pihak aparat kepolisian dan panitia berhasil meredamnya dengan berjaga-jaga di setiap tribun arena pertandingan.

Hingga wasit Yaqoob Said meniup peluit terakhirnya tanda berakhirnya pertandingan, Garuda Muda tetap gagah dengan kemenangan atas Singapura, 2-0.

Tidak Lolos

Kemenangan Garuda Muda atas Singapura itu cukup menjadi pengobat bagi para simpatisan, namun tidak mampu untuk membawa pasukan Aji Santoso untuk masuk ke putaran selanjutnya di Piala Asia U-22 yang baru pertama kalinya ini.

Jauh sebelum menghadapi Singapura, dimana saat pasukan Garuda Muda harus mengakui ketangguhan para pemain "Negeri Sakura", Jepang dengan skor telak 5-1, Asisten Pelatih Liestiadi dalam keterangan resminya sudah memastikan perhentian langkah anak asuhnya pada perhelatan olahraga internasional itu.

Ia juga menyatakan, bahwa laga terakhir menghadapi Singapura kali ini adalah laga gengsi yang juga harus dimenangkan untuk memberikan rasa bangga dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Garuda Muda.

Sementara Pelatih Aji Santoso yang baru saja mengawali debutnya di laga terakhir itu setelah diempat pertandingan sebelumnya tidak bisa langsung mengatur anak asuhnya di lapangan hijau mengaku puas dengan kemenangan itu.

Namun dibalik kepuasannya, Aji juga sekaligus merasa kecewa karena Garuda Muda harus merelakan tiket babak selanjutnya kepada dua tim kuat baik Jepang maupun Australia.

Atas hasil kemenangan ini, Timnas Indonesia hanya mampu mendongkrak peringkat klasemen hingga menduduki urutan ketiga dengan total poin sembilan, setelah dari lima laga yang dipertandingkan, hanya mampu meraih tiga kemenangan dan dua kali menelan kekalahan.

Sementara di klasemen puncak, bertengger tim kuat Jepang dengan poin sempurna, yakni 15, setelah dari lima laga yang di pertandingan, keseluruhannya mendulang kemenangan atau tidak terkalahkan.

Di urutan kedua, meski dilaga terakhir menghadapi "Negeri Sakura" harus menelan kekalahan telak 0-5, Australia masih memiliki poin sepuluh, setelah dari lima laganya, menghasilkan tiga kali menang dan satu kali seri serta hanya sekali kalah saat melawan Jepang.

Kemudian diurutan empat klasmen akhir babak kualifikasi Piala Asia U-22, bertengger Singapura dengan poin tujuh, dimana pada debutnya, tim asuhan Pelatih Mike Wong ini menelan dua kali kekalahan, sekali seri dan dua kali menang.

Sementara di bawahnya, menyusul Timnas Timor Leste yang hanya meraih sekali kemenangan atas Timnas Makau, namun empat laganya harus menelan kekalahan hingga pengumpulan poin hanya cukup tiga.

Untuk tim juru kunci, seperti yang telah diprekdiksikan sebelumnya, yakni berada pada Timnas Makau dengan nol poin setelah dari lima laga yang dipertandingkan, seluruhnya kalah.

Kegagalan kali ini bukan berarti kegagalan dimasa depan. Garuda Muda, penantian untuk sayap mu terkembang lebar dan mengarungi berbagai kemenangan masih tetap dinanti dan menjadi dambaan bagi masyarakat di negeri ini.

Tetap semangat, dan terus berjuang menjadi yang terbaik di masa-masa yang akan datang. Karena Garuda, tetap didadaku.