Ular piton mati akibat karhutla Riau bukan spesies dilindungi

id bbksda riau,karhutla,ular piton,ular sanca,Berita riau antara,Berita riau terbaru

Ular piton mati akibat karhutla Riau bukan spesies dilindungi

Petugas BPBD Pekanbaru mengangkat bangkai ular piton sepanjang empat meter yang mati terpanggang akibat kebakaran lahan gambut di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (2/3/2020). (ANTARA/HO-Babinkamtibmas Bandaraya Pekanbaru)

Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyebut bahwa ular piton atau sanca yang mati terpanggang bersama selusin telurnya akibat kebakaran hutan dan lahan (kathutla) pada Senin (2/3), bukan termasuk kategori spesies yang dilindungi.

Kepala BBKSDA RiauSuharyono di Pekanbaru, Selasa, membenarkan bahwa ular piton tersebut mati akibat kebakaran lahan gambut di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, pada Senin (2/3). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa satwa itu adalah spesies ular sanca kembang atau batik dengan nama ilmiah Python reticulatus.

Suharyono menjelaskan ada ular piton atau sanca yang memang termasuk reptil yang dilindungi sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999. Ada dua spesies yang dilindungi, yakni sanca bodoatauPython molurusdan sanca timor atauPhyton timorensis.

Habitat ular sanca bodo berada di hutan wilayah Sumatera, Jawa hingga Bali. Namun, karena habitatnyasemakin rusak dan ular tersebut kerap diperdagangkan, maka makin sulit ditemukan dan dalam status rentan.

"Identifikasi sementara benar bahwa ular sanca tersebut adalah ular sanca kembang atau batik atau Python reticulatus, tidak dilindungi dan masuk Appendix II CITES," ujar dia menjelaskan soal daftar konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam(Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES).

Meski begitu, ia menyayangkan kematian satwa liar akibat karhutla karena bisa jadi hal tersebut menunjukkan telah terjadi kerusakan habitat yang juga akan berdampak pada makhluk hidup lainnya.

Panjang ular piton yang terpanggang tersebut diperkirakan mencapai empat meter. Saat ditemukan petugas, posisi ular ditemukan sudah mati dengan kondisi melingkar untuk melindungi 12 telurnya.

Sebelumnya, Komandan Regu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PekanbaruFZabuamengatakan luas lahan terbakar diperkirakan mencapai setengah hektare. Belum dipastikan penyebab kebakaran lahan, namun dirinya menyebutkandi sekitar lokasi terdapat gubuk-gubuk liar yang dibangun warga.

Baca juga: Ular piton 4 meter dan selusin telurnya mati akibat karhutla Riau

Baca juga: Wabup Inhil pinta Tim Relawan Karhutla berlatih serius