Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pihak Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) dalam empat pekan terakhir, menjelang kenaikan tarif dasar listrik pada Juli 2014, justru sering melakukan pemadaman listrik secara mendadak.
"Sebaiknya jika ingin menaikkan tarif dasar listrik, PLN harus berbenah dulu. Jangan malah sebaiknya, kenaikan untuk pelayanan. Karena setahu saya sudah berulang kali tarif listrik naik tapi kondisi kelistrikan di Riau semakin parah saja," kata Adrian (34), warga Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Sabtu.
Di wilayah Kulim, Pekanbaru, sejak satu pekan terakhir PLN telah berulang kali melakukan pemadaman secara mendadak hingga mendapat kecaman dari masyarakat.
Bahkan dalam sehari, pemadaman terjadi berkali-kali, mulai pagi, siang, sore dan berlanjut hingga malam dan dini hari.
"Pemadaman dilakukan untuk perbaikan dan perawatan pembangkit atau jaringan di beberapa wilayah," kata Humas PLN WRKR, Sarno, kepada pers.
Seperti diketahui, Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah sepakat menaikkan tarif listrik untuk enam golongan pelanggan rumah tangga dan industri mulai 1 Juli 2014.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa mengatakan, kebijakan tersebut hanya untuk menutupi lonjakan biaya produksi listrik akibat meningkatnya pembelian bahan bakar minyak (BBM) demi mengatasi krisis listrik di Sumatera.
Hal ini terbukti dari membengkaknya alokasi biaya subsidi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014, padahal tarif listrik sudah dinaikkan. Pemerintah dan DPR telah menyepakati kenaikan subsidi listrik menjadi Rp103,82 triliun, dari sebelumnya Rp71,36 triliun.
Kenaikan tarif akan diberlakukan setiap dua bulan sekali dengan besaran antara 5,36-11,57 persen setiap dua bulan sekali.
Setelah 1 Juli, kenaikan akan diberlakukan 1 September dan terakhir 1 November 2014.
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, kenaikan tarif listrik merupakan upaya rasional dikarenakan harganya kini masih murah.
"Kenaikan ini akan membantu keuangan PLN untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan baru di seluruh Indonesia," ujarnya.
Keenam golongan yang terkena kenaikan tarif listrik adalah rumah tangga R1 (1.300 VA) secara bertahap rata-rata 11,36 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp1,84 triliun.
Lalu, rumah tangga R1 (2.200 VA) naik secara bertahap rata-rata 10,43 persen setiap dua bulan dengan nilai penghematan Rp0,99 triliun.
Golongan rumah tangga R2 (3.500-5.500 VA) naik bertahap rata-rata 5,7 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp370 miliar.
Selanjutnya, golongan pelanggan industri I3 nonterbuka dengan kenaikan secara bertahap rata-rata 11,57 persen setiap dua bulan dengan penghematan subsidi Rp4,78 triliun.
Golongan penerangan jalan umum P3 melalui kenaikan tarif secara bertahap rata-rata 10,69 persen setiap dua bulan dengan nilai penghematan Rp430 miliar.
Terakhir, pemerintah P2 (di atas 200 kVA) naik bertahap rata-rata 5,36 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp100 miliar.
Nilai penghematan subsidi dari kenaikan tarif enam golongan tersebut mencapai Rp8,51 triliun, sehingga subsidi listrik tahun berjalan 2014 menjadi Rp86,84 triliun.
Berita Lainnya
YLKI nyatakan belum ada keluhan isi daya kendaraan listrik selama Lebaran 2024
20 April 2024 11:04 WIB
PLN Indonesia Power pastikan pembangkit bersumber dari EBT andal layani libur Lebaran
12 April 2024 15:50 WIB
Dirut PLN Darnawan Prasodjo pastikan PLTU Paiton dalam kondisi prima
06 April 2024 10:52 WIB
PLN imbau warga pastikan kondisi listrik di rumah aman sebelum berangkat mudik
05 April 2024 9:29 WIB
PLN Riau dan Kepri bantu 67 KK miskin sambungan listrik gratis
16 March 2024 21:08 WIB
PLN Riau siaga keandalan listrik di bulan Ramadhan
15 March 2024 14:40 WIB
PLN jalankan program rehabilitasi mangrove pada 20 hektare lahan di NTT
07 March 2024 13:24 WIB
Chery-PLN jalin kerja sama program penambahan daya konsumen mobil listriK
21 February 2024 10:25 WIB