Kontingen Indonesia kesulitan cari makanan halal

id Sea games, sea games vietnam,kickboxing, futsal,Makanan halal

Kontingen Indonesia kesulitan cari makanan halal

Ilustrasi - Sejumlah atlet dan ofisial kontingen Indonesia memasuiki area pembukaan saat defile dalam upacara pembukaan SEA Games 2021 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Kamis (12/5/2022). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/YU

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pejabat dari beberapa cabang olah raga mengaku kesulitan mencari makanan halal di Vietnam saat berlaga di SEA Games ke-31, sesama olahraga Asia Tenggara.

Manajer tim kickboxing Indonesia, Neneng Nurosi Nurasjati, mengaku harus ekstra selektif memilih tidak mengonsumsi makanan non-makanan. Sebab, di hotel tempatnya menginap tidak membedakan mana makanan yang halal dan mana yang tidak.

"Baru dua hari yang lalu ada ruang untuk umat Islam, tapi itu juga sedikit, dan sepertinya tidak ada pilihan," kata Rossi kepada ANTARA, seraya menambahkan bahwa timnya telah tiba di Vietnam sejak 4 Mei.

Hal itu, menurut dia, berbeda dengan kondisi saat SEA Games Filipina 2019, di mana hotel memiliki area makanan yang bisa disantap oleh umat Islam dan non-Muslim.

"Saya sudah sampaikan ke LO, LO akan sampaikan ke panitia di sini. Panitia pasti langsung ke hotel, cuma saya tidak tahu kenapa bisa lambat di hotel," ujar wanita berhijab itu. .

Alhasil, Rossi mengatakan dirinya dan tim muslim - tiga atlet dan satu pelatih - memilih makanan yang sudah pasti halal, seperti salad dan buah, serta telur rebus sebagai sumber protein.

"Saya juga pilih yang goreng, saya masih tanya pakai lemak babi atau tidak," kata Rossi.

"Tapi kebetulan saya juga bawa makanan dari Indonesia, bawa abon, itu saja."

Meski begitu, pembatasan makanan halal, menurut dia, tidak mengganggu performa tim nasional kickboxing yang baru saja menyelesaikan pertandingan olahraga tersebut dengan dua emas, satu perak, dan satu perunggu.

"Saya sama sekali tidak terganggu, kebetulan saja banyak yang beragama Kristen. Selain itu, mereka tidak bisa makan banyak karena harus menimbang diri setiap hari," kata Rossi.

“Makanan yang masih halal cukup, hanya saja kita harus selektif lagi,” imbuhnya.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh timnas futsal. Perwakilan Federasi Futsal Indonesia, Iin Nurindra, mengatakan telah meminta pihak penyelenggara untuk menyediakan makanan halal.

Di hotel tempat dia menginap, di provinsi Ha Nam, sekitar satu jam dari pusat kota Hanoi, Iin mengatakan semua makanan digabungkan dalam satu meja prasmanan.

"Malaysia komplain, besoknya pisah, sehari masih ada meja terpisah padahal menunya minoritas, misalnya mie goreng saja, nasi dengan ayam goreng," kata Iin.

“Mungkin mereka sedikit bingung, bagaimana halalnya, agak sulit menceritakan kisah halal yang sebenarnya, akhirnya kami katakan, dasarnya ayam, jangan babi.”

Iin juga mengatakan bahwa kondisi tersebut tidak mempengaruhi para atlet, “karena kami masih memiliki pertandingan yang harus kami pikirkan,” tutupnya.