Pekanbaru, 7/10 (ANTARA) - Manajemen PSPS Pekanbaru masih menunggu kelanjutan dari Liga Premier Indonesia (LPI) yang pernah dicetuskan pengusaha nasional Arifin Panigoro beberapa waktu lalu.
"LPI hingga kini belum membuat jadwal pertandingan termasuk kapan digulirkan dan kita masih menunggu kelanjutan liga itu," ujar Direktur Utama PSPS, Dityo Pramono, di Pekanbaru, Kamis.
PSPS sendiri merupakan salah satu diantara belasan klub sepak bola di Tanah Air yang menghadiri pendeklarasian LPI yang dilakukan di kediaman pribadi Arifin Panigoro di Jakarta, Jumat, 17 September 2010.
Menurut Dityo, kehadiran PSPS di LPI merupakan salah satu yang diharapkan masyarakat Riau, selain tim yang berjuluk Asykar Bertuah itu juga tampil di kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2010-2011.
Liga primer dinilai merupakan salah satu solusi dari masalah klasik klub-klub sepak bola di Tanah Air, karena keuntungan yang didapat dari diputarnya kompetisi itu dikembalikan lagi kepada tim yang menjadi peserta liga itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar biaya operasional PSPS mengandalkan dari APBD Kota Pekanbaru dan selebihnya merupakan kontribusi dari para sponsor serta perusahaan di Riau.
Kendati Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengancam tim-tim di ISL dan Divisi Utama yang merupakan level kedua kompetisi sepak bola nasional, namun PSPS sama sakali tidak mengkhawatirkan sanksi yang bakal dijatuhkan.
"Sanksi dari PSSI sendiri belum jelas, dan LPI sendiri belum tahu kapan mulai digulirkan. Jelasnya kita masih menunggu kelanjutan dari cerita LPI itu," ujarnya.
Sebelumnya anggota tim perumus LPI, Arya Abhiseka, menyatakan, terdapat 15 klub yang selama ini berkiprah di kompetisi sepak bola nasional telah menyepakati ikut berkiprah di LPI.
Ke-15 klub itu yakni PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Arema Malang, Persija Jakarta, PSMS Medan, Persipura Jayapura, Semen Padang, Persitara Jakarta Utara, PSPS Pekanbaru, PSS Sleman, Persijap Jepara, PSIS Semarang, Persema Malang, Deltras Sidoarjo, dan Persibo Bojonegoro.
LPI sendiri disebut-sebut sebagai liga sepak bola independen yang bakal segera bergulir dan mendapat didukung konsorsium yang dibentuk sejumlah pengusaha nasional yang dikomandoi bos Medco Energi Oil and Gas, Arifin Panigoro.
Pencetusan liga yang disebut-sebut merupakan tandingan dari ISL itu dimaksudkan untuk menghentikan kebiasaan klub-klub menggunakan dana APBD yang diperkirakan menelan Rp600 miliar setiap tahun.