Ini Peran Aktif Indonesia Untuk Rohingya Menurut Pengamat Hukum Internasional UNRI

id ini peran, aktif indonesia, untuk rohingya, menurut pengamat, hukum internasional unri

Ini Peran Aktif Indonesia Untuk Rohingya Menurut Pengamat Hukum Internasional UNRI

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pengamat Hukum Internasional Unri Dr Evi Deliana HZ LLM mengatakan Pemerintah RI berperan aktif dalam menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya asal Rakhine, Myanmar yang jumlahnya berdasarkan data terakhir mencapai 820 ribu orang.

"Keaktifan Pemerintah RI tersebut lebih karena Indonesia peduli dengan perdamaian dunia hingga sudah untuk kesekian kalinya pemerintah RI terus melakukan kunjungan ke Bangladesh dan secara konsistensi terus memberikan bantuan makanan serta obat-obatan ke pengungsi Rohingya," kata Evi Deliana di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut dia, kunjungan Presiden ke Bangladesh, menunjukkan kepedulian Indonesia atas masalah yang menimpa pengungsi Rohingya sekaligus merupakan cara Indonesia untuk melakukan intervensi dan menjaga masalah pengungsi Rohingya tetap menjadi persoalan kemanusiaan bagi kawasan Asia Tenggara.

Ia mengatakan, dengan adanya pembicaraan diantara pemimpin Indonesia dan Bangladesh akan memberi kemudahan bagi Indonesia untuk terus berperan aktif dalam menyelesaikan masalah pengunsi Rohingya

"Peran aktif Pemerintah RI antara lain juga ditandai dengan telah dibukanya kamp pengungsian di beberapa provinsi, seperti Aceh di gampong Blang Adeu, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara," katanya.

Hubungan Pemerintah RI yang baik dengan Bangladesh katanya, juga akan memberi akses yang luas bagi Indonesia untuk memberi bantuan kepada pengungsi Rohingya. Bahkan banyak negara yang berharap pada pemerintah RI untuk turut membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan Rohingya di Rakhine, Myanmar.

Sebab, seperti yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, karena hingga sekarang, hanya Indonesia yang bisa membuka akses komunikasi terhadap otoritas Myanmar. Banyak negara lain di ASEAN juga tidak dibuka, yang dibuka cuma Indonesia.

Sementara itu data Badan Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) PBB menyebutkan lebih dari 820.000 Muslim Rohingya telah menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017.

Meskipun jumlah pendatang baru sekarang melambat, kata Joel Millman, juru bicara IOM, orang-orang terus berdatangan di permukiman darurat Coxs Bazar setiap hari, sehingga jumlah penduduk Rohingya di distrik tersebut menjadi lebih dari 820.000.

Permukimanan sangat padat dan penuh sesak dan tekanan pada sumber air minum bersih dan sanitasi dasar sangat besar. Setelah berjalan berhari-hari tanpa air dan makanan, para pengungsi sampai ke pemukiman yang kehabisan tenaga dan haus. Banyak yang sakit," kata Millman, seperti yang dikutip dari Anadolu.