Pekanbaru (Antarariau.com) - Bank Indonesia menyarankan Provinsi Riau melakukan diversifikasi atau penganekaragaman sumber pertumbuhan ekonomi agar tidak tergantung kepada minyak, gas dan kelapa sawit.
"Selama ini memang perekonomian Riau dari perhitungan PDRB masih ditopang sektor minyak dan gas serta sawit," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Pekanbaru, Minggu.
Ia mengatakan, dengan bergantungnya perekonomian Riau dari sektor migas dan perkebunan sawit seperti saat ini, maka sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang terus terseret turun seiring menurunnya produksi mineral tersebut dan merosotnya harga dunia.
Sehingga, katanya, pada 2015 ekonomi Sumatera anjlok hanya tumbuh tiga persen. Semua provinsi yang penopang ekonominya migas dan sawit, yakni Sumatera Selatan, Jambi, Sumut dan Riau lesu.
Walau diakuinya tiga puluh tahun lalu provinsi yang menggantungkan sumber pertumbuhan pada sumber daya alam ini jaya, namun seiring waktu produksi minyak semakin menurun.
"Makanya secepatnya Riau mencari sektor lain yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Hal itu bisa dilakukan dengan mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Nilai sektor pariwisata itu bagus sebagai diversifikasi baru untuk Riau sehingga perlu terus didorong.
"Karena Riau orangnya ramah, tariannya bagus, makanannya enak-enak," katanya.
Tetapi, kata dia, untuk itu semua perlu dibangun infrastruktur oleh pemerintah daerah dan pusat, jalan, listrik, kemudahan berusaha, izin investasi mudah dan sebagainya.
Sumber pertumbuhan lain yang juga potensial, yaitu sektor perkebunannya harus ada industri hilirnya.
Perlu dibangun pemrosesan kelapa sawit untuk berbagai produk turunannya. Untuk itu butuh investor yang masuk.
"Jadi supaya ada industri turunan kelapa sawit ini di Riau, investor harus datang, pemerintah daerah undang mereka masuk dan memberikan kemudahan," tegasnya.
Divesifikasi ini bukan untuk jangka pendek akan tetapi bagi ekonomi Riau 20 tahun kedepan.
Ia menambahkan, BI tetap optimistis dan memperkirakan dengan proses pemulihan pertumbuhan ekonomi Riau mulai meningkat dan Sumatera secara keseluruhan.
"Kalau 2015 ekonomi Sumatera tumbuh tga persen, 2016 naik empat persen. 2017 mudah-mudahan 4,5 persen dan diharapkan 2018 jadi 5 persen," katanya.
Berita Lainnya
Eko Yuli diharapkan bisa raih puncak prestasi di Olimpiade Paris 2024
03 April 2024 15:11 WIB
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebut perpres tourism fund diharapkan rampung Maret 2024
07 February 2024 13:43 WIB
Mendag minta Pemda diharapkan lakukan operasi pasar stabilkan harga beras
20 September 2023 15:54 WIB
Kolaborasi Gesits-Indonesia Battery Corporation diharapkan dorong peralihan ke motor listrik
14 June 2023 9:50 WIB
Mahfud MD: IKN Nusantara diharapkan jadi kota inklusif yang ciptakan kerukunan
14 April 2023 13:49 WIB
Debut film "John Wick 4" di Amerika Utara diharapkan bisa raup Rp1 triliun
23 March 2023 10:38 WIB
Debut film "Ant-Man 3" diharapkan bisa tembus Rp3,8 triliun secara global
15 February 2023 10:51 WIB
Indonesia diharapkan punya teknologi untuk selesaikan masalah sampah plastik di laut
08 February 2023 17:04 WIB