Bupati Kampar Segera Kirim Bantuan Tanggap Darurat

id bupati kampar, segera kirim, bantuan tanggap darurat

Pekanbaru, 30/12 (ANTARA) - Bupati Kampar Burhanuddin Husein mengatakan pihaknya akan segera mengirim bantuan tanggap darurat untuk warga 16 desa di Kecamatan Kampar Kiri dan Kampar Kiri Hulu yang terisolasi akibat buruknya jalan lintas menuju belasan desa itu. "Bantuan tanggap darurat secepatnya kita kirim. Namun saya belum dapat laporan detail dari camat atau kepala desa setempat perihal kondisi untuk "droping" sembako," ujar Bupati Burhanuddin Husein saat dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Rabu. Bupati mengingatkan bahwa jalan lintas yang menghubungkan Lipat Kain, ibu kota Kecamatan Kampar Kiri dengan 16 desa di wilayah Kampar Kiri Hulu dan Kampar Kiri Hilir hingga ke perbatasan Sumatra Barat sepanjang 75 kilometer merupakan jalan provinsi. Menurut dia, saat musim hujan seperti sekarang jalan lintas tersebut tidak bisa dilalui karena berlumpur tebal dan licin. "Kita juga tidak bisa memperbaikinya saat sekarang ini karena perbaiki pagi, petangnya dah jadi "bubur" (rusak) lagi. Jalan tersebut merupakan jalan provinsi," ungkap Burhanuddin. Ia mengatakan, situasi saat ini sedang musim hujan sehingga perlu waktu untuk memperbaiki jalan itu. Pihaknya menunggu kondisi cuaca baik dan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk membangun jalan lintas tersebut. Lagi pula, lanjut dia, saat akhir tahun seperti sekarang ini dana pemerintah daerah sudah habis dan pihaknya untuk dana tanggap darurat juga menunggu dari Pemerintah Provinsi Riau. "Saat ini di beberapa desa di Kampar Kiri juga sedang dilanda banjir. Kita fokus ke sana dulu. Kami juga menunggu laporan dari kepala desa tentang kondisi daerahnya," ungkap bupati. Tiadanya makanan Sementara itu, Kepala Desa Batu Sasak, Masrul dan Kepala Desa Pangkalan Kapas, Dam Hasmur ketika mendatangi Kantor LKBN ANTARA Biro Riau di Jalan Sumatra no 4 Pekanbaru mengeluhkan bakal terancamnya warga mereka karena ketiadaan bahan pangan. "Dalam dua pekan ini, kampung kami terisolasi karena jalan lintas yang ada tidak lagi bisa dilalui karena benar-benar hancur, berlumpur tebal dan licin," ungkap Masrul. Menurut dia, jalan lintas yang menghubungkan Lipat Kain dengan desa-desa menuju perbatasan Sumatra Barat itu selama ini merupakan jalan tanah. Saat musim hujan jalan lintas di daerah perbukitan itu hancur dan menyulitkan kendaraan melintasinya. Ia mengatakan, buruknya kondisi jalan mengakibatkan warganya tidak dapat menjual hasil kebun baik karet maupun gambir yang merupakan tanaman utama masyarakat ke pasar yang ada di Lipat Kain, Riau ataupun ke Payakumbuh, Sumatra Barat. Akibatnya, lanjut dia, bahan pangan di daerahnya mulai menipis bahkan pasar rakyat yang biasanya diadakan sepekan sekali tiap hari Minggu, dalam dua pekan ini tidak lagi diadakan. "Tidak ada pedagang yang datang ke daerah kami. Begitu juga kami tidak dapat menjual hasil kebun keluar desa," katanya. Kepala Desa Pangkalan Kapas Dam Hasmur mengatakan pihaknya telah mengadukan secara resmi perihal kerusakan jalan dan ancaman kelaparan saat musim hujan datang ke Pemerintah Kabupaten Kampar dan DPRD Kampar. "Surat resmi itu telah kami sampaikan bulan November lalu ke Dinas PU (Pekerjaan Umum) Kampar dan ke anggota Dewan. Kondisi jalan yang benar-benar parah itu berada antara Desa Kebun Tinggi sampai Pangkalan Kapas sejauh 11 kilometer," kata Dam. Menurut dia, saat mengadukan permasalahan jalan dan ancaman kelaparan masyarakat yang bermukim di sepanjang jalan lintas itu jawaban yang diperolehnya bahwa APBD Kampar masih defisit. "Entah kapanlah jalan menuju desa kami bagus. Kami kemari ( ke Pekanbaru) ini pakai motor. Saat melalui jalan rusak itu motor kami tidak lagi berbentuk," katanya.