Penjahat yang mulai gila ?

id penjahat yang mulai gila

Penjahat yang mulai gila ?

Berbagai aksi kejahatan di Provinsi Riau akhir-akhir ini kian marak. Ragam peristiwa perampokan, pencurian hingga kejahatan di jalanan yang dilakukan kawanan anggota geng motor juga turut mewarnai "festival ala Texas" di negeri (bukan negara) kaya minyak.

Bahkan para pelaku kejahatan itu terkesan mulai gila. Melawan aparat penegak hukum dengan cara yang "membabi buta"

Para penjahat tak kenal letih, bahkan menepikan "rasa sayang nyawa" demi kenikmatan duniawi bermodalkan nekat dan keserakahan.

Beberapa contoh kasus kegilaan kawanan penjahat di Riau yakni aksi penembakan terhadap aparat kepolisian di Kabupaten Indragiri Hilir yang dilakukan oleh Hendro (45), mantan anggota Marinir yang belakangan diketahui sebagai gembong rampok.

Pelaku Hendro nekat melawan petugas yang hendak menangkapnya pada Jumat (16/11). Bahkan akibat kegilaannya, seorang anggota polisi bernama Brigadir Aulia Harahap yang bertugas di Polres setempat terkena peluru tajam yang dilepaskan Hendro secara "membabi buta".

Kepala Bidang Humas Polda Riau, AKBP Anggaria Lopis menjelaskan, peristiwa itu terjadi ketika sejumlah anggota polisi tengah melakukan penyergapan terhadap seorang perampok di Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

"Pelaku Hendro melakukan perlawanan saat akan disergap aparat berwajib. Perlawanan pelaku saat itu yakni dengan cara meletuskan tembakan senjata api ke arah petugas," katanya.

Akibat dari tindakan nekat pelaku, salah satu anggota polisi atas nama Brigadir Aulia Harahap, mengalami luka tembak di bagian pelipis.

Ketika itu, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada yang kebetulan berjarak tidak jauh dari lokasi baku tembak antara aparat dengan pelaku perampokan.

"Ketika itu, proyektil peluru sempat bersarang di pelipis wajah korban anggota polisi. Namun kabar terakhir, telah berhasil dikeluarkan," katanya.

Kepala Polres Indragiri Hilir, AKBP Dedi Rahmat yang dihubungi terpisah membenarkan peristiwa tersebut.

Untuk sementara, demikian Dedi, dinyatakan benar bahwa pelaku perampokan ini merupakan pelaku kelas kakap yang kerap berpindah-pindah wilayah kejahatan hingga antarprovinsi.

"Informsi terakhir, pelaku sempat melakukan aksi perampokan terhadap sejumlah toko emas di Air Molek, Riau. Kasusnya masih akan terus didalami," katanya.

Hendro (45), pelaku perampokan sekaligus penembakan terhadap seorang anggota polisi Brigadir Aulia Harahap ini akhirnya mati "konyol" usai diterjang peluru tajam milik aparat saat insiden baku tembak beberapa waktu lalu.

"Pelaku perampokan dan juga penembak seorang anggota polisi itu meninggal diperjalanan saat mau dibawa ke rumah sakit di Pekanbaru pada Sabtu (17/11)," kata AKBP Anggaria Lopis.

Kegilaan Lain

Kasus lainnya yakni kegilaan yang dilakukan kawanan pelaku perampokan di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, yang rela kehilangan nyawa demi lolos dari jeratan hukum duniawi.

Awal-awalnya, sekelompok orang berjumlah enam jiwa yang diindikasi sebagai pelaku perampokan ini mempertahankan "gengsinya" untuk terus melawan aparat yang hendak menangkap.

Baku tembak antara polisi dan perampok itu pun tak terelakan. Peristiwa kegilaan penjahat ini berlangsung di Desa Gumanti, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, pada Minggu (18/11).

Informasi dari perwira kepolisian yang bertugas di Polres Indrahiri Hulu, baku tembak berlangsung sejak pukul 03.00 hingga 07.00 WIB.

Polisi yang tidak ingin menjadi korban kegilaan kawanan penjahat itu, berinisiatif "pantang menyerah" dengan cara melepaskan tembakan ke arah para pelaku.

Alhasil, enam perampok nekat itu, masing-masing berinisial ED (38), SD (40), JM (42), IS (37), AR (34) dan SR (38) harus rela kehilangan nyawa usai menerima hantaman peluru tajam aparat penegak hukum.

Belakangan diketahui, penjahat dengan kegilaan tingkat tinggi itu berasal dari berbagai daerah, seperti Palembang, Lampung dan Riau.

"Jenazah enam perampok ini kemudian dibawa ke Rumah Sakit Indrasari Rengat untuk kepentingan visum dan diserahkan kepihak keluarga maing-masing," kata Wakil Kepala Polres Indragiri Hulu, Kompol Rommel Hutagaol.

Rommel mengatakan, komplotan perampok lintas provinsi ini ditengarai, sebelum tewas, juga berencana melakukan aksi perampokan terhadap pengusaha sawit yang berdomisili di Pasar Peranap.

Namun belum sempat beraksi, polisi sudah menggrebeknya di sebuah rumah di Desa Gumanti tempat mereka bermarkas.

Keberadaan enam perampok ini sudah diintai dan diikuti oleh tim Antibandit Polres Indragiri Hulu yang dipimpin Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) AKP Dodi Harza Kusumah sejak seminggu lalu.

"Hanya saja, kami butuh waktu yang tepat untuk melakukan penggerebekan karena perampok memiliki senjata api," katanya.

Saat akan digrebek di sebuah rumah di Desa Gumanti, Kecamatan Peranap, sekitar pukul 03.00 WIB, perampok tersebut melawan dengan melepaskan dua kali tembakan ke arah polisi. Kemudian terjadi baku tembak antara polisi dan kawanan rampok tersebut.

"Pada baku tembak itu enam kawanan rampok berhasil ditembak mati, karena peluru petugas rata-rata mengenai perampok," katanya.

Dalam penggerebekan ini pihak polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua pucuk senjata api rakitan, dua pucuk senjata api jenis Air Sofgun, 13 butir amunisi, beberapa helai sebo, lakban, plastik serta dua unit sepeda motor.

Beruntung saja, demikian Rommel, pada peristiwa perang tembakan itu, tidak ada korban jiwa dari pihak aparat kepolisian.

Rentetan peristiwa ini setidaknya menjadi bukti, bahwa aksi-aksi kejahatan di "negeri kaya minyak", Riau, kian menggila. ***1*** (T.KR-FZR)