Italia peringatkan tentang penyalahgunaan obat herpes sebagai obat COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riu antara,obat COVID-19

Italia peringatkan tentang penyalahgunaan obat herpes sebagai obat COVID-19

Tenaga kesehatan menyiapkan dosis vaksin Pfizer-BioNTech di pusat vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) di Naples, Italia, Jumat (8/1/2021). (REUTERS/Ciro De Luca/WSJ/cfo)

Milan (ANTARA) - Badan Pengawas Obat Italia AIFA pada Jumat (10/9) memperingatkan tentang penyalahgunaan obat antivirus ilegal sebagai pengobatan COVID-19 dan menyebutnya berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.

Para pejabat badan pengawas mengatakan Kementerian Kesehatan telah memperingatkan mereka mengenai tingginya permintaan impor Parvulan, yakni obat antivirus yang biasanya digunakan untuk Herpes Zoster.

Baca juga: Kebutuhan tinggi, tiga jenis obat ini kosong di RSUD Meranti

Obat itu tidak mengantongi izin di Italia, namun resmi terdaftar dan dipasarkan di Brazil.

AIFA menambahkan bahwa permintaan dari pelanggan di Italia menunjukkan bahwa Parvulan sedang diusulkan digunakan tanpa ada persetujuan --untuk penggunaan lain di luar kegunaan aslinya-- sebagai pengobatan pencegahan COVID-19, pengganti vaksin resmi.

Baca juga: BRIN fasilitasi hasil riset vaksin-obat ke industri untuk capai kemandirian

"Penggunaan obat Parvulan dalam pencegahan penyakit infeksi Sars-COV-2 tidak didukung oleh bukti sekecil apa pun, di bawah profil efikasi dan keamanan," kata AIFA melalui pernyataan.

Badan tersebut menambahkan komite ilmiah mereka bahkan belum mengizinkannya dalam uji klinis.

Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir pastikan ketersediaan obat COVID-19 hingga September 2021

"Oleh karena itu kemungkinan penggunaan obat tersebut sebagai pengganti vaksin resmi berpotensi membahayakan kesehatan manusia," kata AIFA.

Bahayanya bukan hanya karena kurangnya keamanan dalam penggunaannya, namun juga karena nalar perlindungan yang tidak dibenarkan untuk pasien, mengingat minimnya data efikasi, demikian tambahan regulator dalam pernyataannya.

Sumber: Reuters