KKP mengembangkan budi daya komoditas kakap putih di Meranti

id Kakap putih. Kkp, sektor perikanan, kementerian kelautan perikanan, devisa negara

KKP mengembangkan budi daya komoditas kakap putih di Meranti

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budi daya ikan kakap putih di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. ANTARA/HO-KKP

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budi daya ikan kakap putih sebagai peluang usaha bagi masyarakat pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Meranti.

“Di Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai perairan yang dengan salinitas atau kadar garam yang terlarut dalam air yang cocok untuk habitat kakap putih,” kataDirektur Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) Tb Haeru Rahayu dalam siaran persdi Pekanbaru, Jumat.

Kabupaten Kepulauan Meranti, katadia, memiliki wilayah laut yang luas dengan potensi budi daya perikanan sebesar 1.350 hektare, pakan yang berasal dari ikan rucah juga mudah dijumpai dengan harga terjangkau.

“Dengan harga jual mencapai Rp60 ribu-Rp70 ribu per kilogram, saya kira margin yang didapat para pembudi daya sangat besar, dan saya kira ini sangat layak sekali untuk dikembangkan,” katanya.

Ketua Koperasi Samudra Jaya Bersama Muhammad Rauf mengaku perekonomian meningkat signifikan sejak mengembangkan budi daya kakap putih.

Bahkan hal itu bukan hanya dia alami, namun juga anggota kelompoknya.

"Selain pengembangan usaha budi daya ikan kakap putih, keuntungan bahkan bisa dipakai menyekolahkan anaknya hingga lulus tingkat perguruan tinggi," ujarnya.

Ia mengaku peluang usaha kakap putih diperoleh usai mengikuti diskusi kelompok terpumpuntentang potensi budi daya kakap putih yang diselenggarakan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam sebagai perpanjangan tangan DJPB KKP dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dalam perhitungan kotor, budi daya kakap putih di keramba jaring apung (KJA) yang dikelola kelompoknya, sekali panen menghasilkan pendapatan sebesar Rp490 juta, sedangkan masa tebar hingga panen membutuhkan waktu delapanbulan.

Biaya operasional, seperti pakan, listrik, vitamin, dan probiotik, totalyang dikeluarkan Rp3,8 juta.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakanIndonesia merupakan negara yang kaya dengan komoditas ikan.

Selain untuk ketahanan pangan, sektor perikanan juga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui penerimaan devisa negara.