Kerusakan Hutan : Kepunahan Keanekaragaman Hayati

id kerusakan hutan, kepunahan, keanekaragaman hayati

Pekanbaru (antarariau.com) - Pakar Lingkungan dari Rona Lingkungan Hidup Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, secara terpisah mengatakan, satuhal yang paling dikhawatirkan jika hutan terus tergarap oleh pihak-pihak berkepentingan adalah, hilangnya keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna.

Keanekaragaman hayati walau bagaimana pun, demikian Amri, tidak akan bisa tergantikan dengan uang sebesar apapun bahkan cara apapun.

Sisa hutan alami di Riau yang terus digarap hingga saat ini, berdasarkan rangkuman riset Dinas Kehutanan setempat dan sejumlah organisasi pencinta lingkungan, hanya tinggal kurang dari satu juta hektare.

Kerusakan atau kehilangan keanekaragaman hayati menurut pakar akan berdampak sangat negatif terhadap kehidupan manusia, terutama terhadap sisi perekonomian dan ancaman bagi ketahanan pangan Tanah Air.

Faktor penyebabnya, demikian Amri, yakni akan timbul berbagai serangan hama dalam jumlah besar-besaran yang mengarah keberbagai lahan pertanian dan perkebunan warga.

Hal demikian lebih disebabkan putusnya rantai makanan yang mengakar sehingga sistem ekosistem menjadi berantakan dan hama binatang akan cepat beralih pada sektor yang lari dari rantai makanan.

"Jika hama menyerang hasil atau tanaman pangan, maka bukan tidak mungkin, ketahanan pangan yang selama ini menjadi program dambaan pemerintah bukan hanya tidak tercapai, namun juga akan punah dan ketergantungan dengan produk pertanian impor akan semakin menjadi-jadi," katanya.

Atau mungkin, demikian Amri, kalau tamanan industri atau lahan pertanian yang mengalami kerusakan masih bisa diperbaiki dengan pola atau siasat tertentu. Namun jika hutan yang mengalami kerusakan, maka sangat tidak mungkin akan bisa dilakukan perbaikan dalam jangga waktu yang singkat.

Butuh berpuluh-puluh tahun untuk bisa mengembalikan keanekaragaman hayati dalam hutan yang telah terkikis dan punah, katanya.

Bahakan kalau dicermati lebih dalam lagi, lanjut kata Amri, hutan yang merupakan ciptaan sang maha kuasa, tidak bisa digantikan atau tergantikan dengan sesuatu apapun. Pemulihan tidak akan mampu menciptakan keutuhan keanekaragaman hayati seperti sediakala.

Nah, kepunahan itu yang sangat saya khawatirkan. Oleh sebab itu, lanjutnya, sangat diharapkan pemerintah atau semua pihak termasuk masyarakat, dapat mengerti dengan jelas potensi-potensi akibat kerusakan hutan ini.

"Mulailah merubah pola kehidupan yang salah dengan merusak hutan, dan berbalik sama-sama memelihara keanekaragaman hayati untuk menghindari berbagai kemungkinan terburuk di masa yang akan datang," katanya.

Kepunahan hutan menurut dia, memang tidak akan memberikan dampat pada hari ini atau dalam jangka waktu yang pendek. Namun berlahan tapi pasti akan berbicara dimasa depan ketika manusia akan dipanikan dengan berbagai kemiungkinan terburuk yang salah satunya adalah serangan hama.

Terlebih, demikian Amri, saat ini pemanasan global telah melanda seluruh daratan yang ada di permukaan bumi termasuk di Tanah Air.

Hal ini memberikan dampak yang luar biasa, termasuk perubahan iklim yang tidak lagi teratur, dimana potensinya adalah gangguan terhadap lahan pertanian warga dan lahan perkebunan industri. ***3*** (T.KR-FZR)