Siak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Siak, Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR - Center for International Forestry Research), Pusat Studi Bencana Universitas Riau, dan Sedagho Siak melakukan project kick-off meeting"Riset Aksi Partisipatif untuk Scaling-up dan Difusi Pencegahan Kebakaran dan Restorasi Gambut Berbasis Masyarakat di Kabupaten Siak.
Pertemuan ini dilaksanakan secara daring pada Kamis tanggal (9/9) dengan mengundang para pemangku kepentingan dan masyarakat. Ini untuk mengenalkan dan menjaring pendapat para pihak terhadap pendekatan riset aksi partisipatif untuk pencegahan karhutla dan restorasi gambut berbasis masyarakat.
"Kami juga berharap dapat berbagi pembelajaran terkait dengan upaya gotong royong dalam mewujudkan Siak Hijau maupun upaya-upaya pencegahan karhutla dan restorasi gambut. Padaskala yang lebih besar kami berharap pembelajaran (lesson learned) dari kegiatan bisa berkontribusi pada usaha-usaha pencegahan kebakaran dan restorasi gambut di tingkatprovinsi, nasional, dan regional," kata
Scientist CIFOR-ICRAF yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut pertanian Bogor,Herry Purnomo, Kamis.
Dia mengatakan CIFOR telah bekerjasama dengan PSB UNRIsejak tahun 2018 sampai dengan 2020. Ini dengan dukungan dari Temasek Foundation Singapura dan Singapore Cooperation Enterprise.
Baca juga: Kebakaran hutan Bolivia hanguskan ribuan hektar lahan
Melalui kerjasama ini, CIFOR dan PSB UNRI mengembangkan model-model untuk pencegahan kebakaran dan restorasi gambut di Desa Dompas, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Hal itu dengan menggunakan pendekatan Riset Aksi Partisipatif (RAP).
Implementasi pendekatan ini menunjukkan keberhasilan awal dimana pengetahuan, teknik, kemampuan mengelola, dan jejaring masyarakat meningkat. Masyarakat juga semakin aktif dan menyadari pentingnya menjadi penggerak aksi dalam upaya-upaya
perbaikan lingkungan, transisi ke penghidupan yang lebih berkelanjutan, maupun pengurangan risiko bencana kebakaran hutan dan lahan.
Mengacu pada keberhasilan awal pada program yang telah dilaksanakan di Dompas dan berdasarkan sejumlah diskusi dengan para pemangku kepentingan Siak, maka dari itu CIFOR bersama dengan mitra Pusat Studi Bencana Universitas Riau dan Sedagho Siak menyusun strategi. Hal ini untuk berkontribusi terhadap inisiatif Siak Hijau melalui pendekatan RAP di Kabupaten Siak.
Kerjasama ini juga diwujudkan dengan dukungan dari Temasek Foundation Singapura dan Singapore Cooperation Enterprise. CIFOR dan mitra akan melaksanakan RAP dengan fokus padapencegahan kebakaran dan restorasi gambut berbasis masyarakat di beberapa desa terpilih di Kabupaten Siak.
Baca juga: Polisi Riau tangani 20 kasus Karhutla dengan 24 tersangka
"Kami berharap proyek/program ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pembukaan lahan tanpa bakar, restorasi gambut, dan pengembangan alternatif matapencaharian untuk masyarakat di lahan TORA (Tanah Objek Reformasi Agraria). Tujuan iniakan dicapai melalui penerapan dan pengumpulan pembelajaran berbasis ilmu pengetahuan dari lapangan melalui kegiatan RAP dan membangun pengetahuan masyarakat, pemerintahdaerah dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti perusahaan swasta dan LSM," ujarnya.
Berita Lainnya
CIFOR luncurkan publikasi pencegahan kebakaran dan restorasi gambut berbasis masyarakat
01 September 2023 14:19 WIB
Lokakarya Riset Aksi Partisipatif CIFOR, Siak Hijau mesti berkelanjutan
06 June 2023 18:03 WIB
CIFOR: perusahaan lebih baik lepaskan konsesi yang sebabkan karhutla. Ini alasannya
25 October 2019 14:43 WIB
CIFOR waspadai politik lahan picu karhutla jelang Pilkada, begini penjelasannya
24 October 2019 16:49 WIB
CIFOR: Masyarakat sangat butuh contoh nyata pembukaan lahan tanpa bakar
24 October 2019 16:37 WIB
CIFOR Studying Effectiveness Of Peatland Restoration In Riau
17 May 2017 20:05 WIB
CIFOR Teliti Bekas Lahan Gambut Yang Terbakar Di Bengkalis
17 May 2017 14:00 WIB
CIFOR: Aksi Pencegahan Karhutla Harus Dapat Dukungan Dalam Pendanaan
22 July 2016 15:55 WIB