Jakarta (ANTARA) - Psikolog dari Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim menilai fenomena kelelahan akibat pandemi (Pandemic Fatigue) menjadi alasan sebagian masyarakat nekat menerobos larangan mudik kendati ada penyekatan.
"(Lebaran) tahun kemarin sudah dikekang kita tidak boleh melakukan apa-apa tidak boleh kemana-mana, maka sekarang dorongan untuk pulang untuk silaturahimnya menjadi lebih besar. Ini internal kontrolnya ketika kemarin sudah tidak ketemu (silaturahim), masa tidak ketemu lagi," ujar Rose saat dihubungi melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Larangan mudik berakhir, KAI berangkatkan 10 ribu penumpang jarak jauh
Rose mengatakan kurangnya sosialisasi soal manfaat vaksin juga menjadi salah satu penyebab lain. Masyarakat seolah sudah tak khawatir lagi soal COVID-19 karena telah divaksin.
Padahal program vaksinasi bukan membuat seseorang kebal terhadap penularan virus berbahaya ini, namun untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan apabila terjangkit COVID-19.
"Itu yang membuat banyak orang mencoba untuk melanggar lah atau ga peduli dan kemudian mereka ada vaksin. Kemudian meremehkan bahwa ini (vaksin) kayaknya sudah aman," katanya.
Di sisi lain, Ia menilai nekatnya masyarakat menerobos larangan mudik akibat lemahnya aturan dari pemerintah. Pemerintah dinilai tidak "ajeg" dalam memberlakukan aturan larangan mudik.
Seharusnya, ketika pemerintah mengeluarkan larangan mudik, harus diimbangi dengan pemberian sanksi tegas termasuk tidak membuka tempat wisata. Karena jika aturan labil, masyarakat pun akan mengabaikan ketentuan dari pemerintah.
"Faktor eksternal juga harus ajeg bukan hanya untuk masyarakat tapi juga aturan pemerintah melakukan hal yang sama sehingga masyarakat mau mengikuti aturan. Di kita antar satu daerah aturannya tidak sama, sementara di luar negeri sama. Ada denda yang besar sehingga membuat mereka lebih baik tidak ke mana-mana," katanya.
Rose mendorong pemerintah agar tidak hanya memberikan informasi soal statistik angka penularan saja, tapi lebih menonjolkan sisi fakta bahayanya virus serta edukasi mengenai vaksin.
"Harusnya lebih detail seperti seberapa berpengaruh sih vaksin bisa membantu, sosialisasinya harus bagus. Kita sudah beradaptasi dengan situasi sulit dan vaksin jadi harapan baru untuk keinginan bergerak agar ekonomi bergejolak. Aturan harus ajeg," kata dia.
Baca juga: Ada 2.197 penumpang di Bandara Pekanbaru di masa pelarangan mudik
Baca juga: 197 kendaraan di pos penyekatan perbatasan Sumbar diputar balik saat H+2 Idul Fitri 2021
Pewarta: Asep Firmansyah
Berita Lainnya
Kontrol gula darah penting dilakukan usai Lebaran agar terhindar dari diabetes
20 April 2024 17:04 WIB
Barbados secara resmi akui Palestina sebagai negara
20 April 2024 16:47 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno tawarkan melukat ke 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
20 April 2024 16:38 WIB
Ini strategi awal PalmCo pasca efektif KSO dan kelola perkebunan sawit terluas di dunia
20 April 2024 16:29 WIB
Ini lagu-lagu TVXQ! yang paling ditunggu penggemar malam nanti
20 April 2024 16:24 WIB
Kemensos RI umumkan buka 40.839 formasi ASN tahun ini
20 April 2024 16:16 WIB
Xiaomi telah luncurkan pembaruan HyperOS ke seri Redmi Note 13 di India
20 April 2024 16:07 WIB
Kemensos gandeng TNI AL untuk salurkan bantuan korban erupsi Gunung Ruang
20 April 2024 15:58 WIB