BBKSDA Riau dan polisi selamatkan anak beruang dari jerat, begini kronologinya

id Bbksda riau,Beruang madu,Penyelamatan anak beruang dari jerat,indragiri hulu ,Riau,Berita riau antara,Berita riau terbaru

BBKSDA Riau dan polisi selamatkan anak beruang dari jerat, begini kronologinya

Warga dan petugas BBKSDA Riau menggotong kerangkeng beruang untuk merelokasi satwa liar itu yang masuk ke permukiman di Kota Dumai, Riau. (FOTO ANTARA/HO-BBKSDA Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Tim penyelamat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau bersama aparat kepolisian menyelamatkan nyawa seekor anak beruang madu (Helarctos malayanus) yang terjerat di Kabupaten Indragiri Hulu.

"Anak beruang ini terkena jerat di kakinya, " kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) RiauSuharyono di Pekanbaru, Jumat.

Ia menjelaskan upaya penyelamatan berlangsung pada Rabu (25/3) dan Kamis (26/3) 2020. Tim "rescue" BBKSDA Riau dibantu oleh Polsek Kerumutan Selatan dan beberapa masyarakat setempat melakukan penanganan konflik satwa liar, tepatnya di Desa Ringin, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu.

Menurut dia berawal pada hari Rabu (25/3), Ttm BBKSDA mendapat Informasi dari masyarakat Desa Ringin adanya satwa liar jenis beruang madu yang masih anakan di perkebunan kelapa sawit masyarakat dalam kondisi terjerat.

Tim langsung bergerak menuju lokasi, namun kondisi sudah malam dan sulit melakukan tindakan karena risikonya terlalu besar. Tim sempat melakukan pengecekan melihat kaki depan anak beruang yang terkena jerat terbuat dari tali nilon. Tim juga mendapati induk beruang terlihat masih ada disekitar anaknya yang terjerat.

"Saat itu tim kesulitan untuk melakukan pelepasan dikarenakan masih ada induk beruang yang menunggu di tempat tersebut, " katanya.

Tim memutuskan untuk mundur, dengan pertimbangan, hari sudah malam dan berisiko tinggi. Tim memutuskan untuk melanjutkan evakuasi esok harinya sekaligus menunggu bantuan tim medis dari BBKSDA Riau.

"Tim memberikan edukasi dan penjelasan kepada kepala desa, agar dapat menghimbau masyarakat tidak ada lagi yang memasang jerat untuk jenis satwa apapun, karena hal itu telah dilarang oleh pemerintah," katanya.

Keesokan harinya (Kamis, 26/3), tim bersama Kanit Intel Polsek Batang Gangsal dan masyarakat melanjutkan evakuasi, setelah terlebih dahulu mempersiapkan peralatan medis. Langkah awal yang dilakukan adalah menghalau induk beruang yang masih menunggu anaknya.

Setelah induk Beruang menjauh, Tim segera melakukan penanganan terhadap anak beruang yang terjerat dengan cara memegang tubuh satwa secara bersama-sama.

"Tanpa pembiusan lalu memotong simpul yang mengikat kaki depannya," katanya.

Setelah kaki kiri depan satwa terbebas dari jeratan tali tambang jenis nilon, tim terlebih dahulu melihat kondisi luka pada kaki anak beruang. Karena kaki yang terjerat tidak luka, masih superfisial atau lecet saja, maka tim medis merekomendasikan untuk dapat melepas satwa tersebut untuk kembali pada induknya.

"Berdasarkan pemantauan tim, anak beruang yang berumur sekitar satu tahun itu langsung berlari dan kembali bersama induknya," katanya.

Tim bersama anggota Polsek dan masyarakat langsung melakukan penyisiran jerat yang ada di sekitar kebun sawit tersebut, dan berhasil mendapatkan tiga unit jerat tambang nilon, demikian Suharyono.

Baca juga: Jacky dan Berby, sepasang beruang disita dari warga Pelalawan

Baca juga: Beruang Madu liar masuk Pemukiman warga di Dumai

Baca juga: Warga Kampar babak belur diserang beruang