Menembus batas bersama Teruci Chapter Medan dan Lancang Kuning di Danau Toba

id Teruci, chaplaku, chapter medan

Menembus batas bersama Teruci Chapter Medan dan Lancang Kuning di Danau Toba

Member Teruci Chapter Medan dan Chapter Lancang Kuning saat berada di bukit pinggir Danau Toba. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - "Gak marah kau kan?!," kalimat khas Medan ini seolah menjadi password di percakapan radio amatir di dalam mobil sepanjang perjalan saat Touring GabunganTeruci Chapter Medan dan Chapter Lancang Kuning Riau pada 24-26 Februari 2023.

Rombongan komunitas otomotif Terios Rush Club Indonesia Chapter Lancang Kuning (Teruci Chaplaku) bertolak dari Pekanbaru pada 23 Februari untuk menembus perbatasan Sumatera Utara untuk menginjakkan roda di pelataran Danau Toba.

Keberangkatan gerombolan Chaplaku dilepas oleh Pembina Om Bogel dikawani Om Firman, serta untaian bait-bait doa dari member lainnya agar perjalanan lancar pulang dan pergi.

Selama perjalanan hampir 15 jam, perasaan kantuk dan lelah meresapi tubuh para driver, hingga akhirnya mereka beristirahat ke rumah famili Om Wira Kelana yang berada Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, sekitar pukul 24.00 WIB.

Tidur miring ala back packer sudah menjadi hal wajar bagi para penggila touring. Suara ngorok dan sesekali tamparan ke paha mengusir nyamuk adalah bagian tidur bergaya miring itu, sesuai anjuran Nabi.

Keesokan harinya, setelah mandi (bagi yang sempat) dan dilanjutkan sarapan, pasukan Chaplaku kembali menyalakan mesin untuk menuju Danau Toba, tujuan utama untuk bertemu saudara dari Chapter Medan untuk camping dan bercengkerama bersama.

Musibah kecil terjadi, spion salah satu member Chaplaku patah, sehingga harus dilem dan ikat supaya kembali berfungsi.

Teruci



Bentrok frekuensi

Di tengah-tengah perjalanan di wilayah Simalungun saat asyik mengobrol di radio, ada suara asingmasuk. Ternyata, frekuensi radio Chaplakusama dengan jalur Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Simalungun.

Sempat Chaplaku diminta pindah dari frekuensi itu, namun berkat kebaikan RAPI Medan, peserta touringjustru dipandu sampai menuju Parapat. Bahkan, tim sempat mampir di rumah Bang Nas yang kebetulan rumahnya dilewati iring-iringan kendaraan. Saudara baru pun tercipta.

Tepat menjelang salat Jumat, pasukan Chaplaku tiba di Parapat, tepian Danau Toba untuk melaksanakan ibadah wajib. Suasana Masjid Taqwa ramai, berjejal manusia. Bahkan Om Wira nyaris pulang karena tak kebagian shaf sholat. Untung, badannya yang besar bisa berfungsi untuk menggeser jamaah kiri-kanannya.

Setelah Ibadah Jumat dilanjut makan siang, tim Chaplaku bergerak menuju Toba Hotel yang berjarak sekitar 150 meter dari masjid.

Setelah berkemas, tim jelajah yakni Om Dody, Om Wira, Om Indra, Om Riski, Om Herizaldy, om Usman dan Om Arlen menyewa kapal untuk menyusuri keindahan Danau Toba dan berhenti di Batu Gantung dengan pesona mistis dan eksotisnya.

Setelah puas, tim jelajah yang sebagian disertai keluarganya itu menyeberang ke Pulau Samosir dan menari bersama patung kayu Sigale-gale. Di sini, Om Usman seperti kesurupan. Pria asal Bengkulu ini justru seolah menari reog alih-alih berjoget khas Batak.

Setelah puas menikmati pesona Danau Toba dan Pulau Samosir, tim kembali ke penginapan menggunakan perahu sambil dihibur pengamen lagu-lagu Batak sambil menari dan berjoget bersama, tim Chaplaku kembali pulang ke penginapan. Di sana telah menanti Om Fakar (Chaplaku) yang sebelumnya berada di Tebing Tinggi.

Beberapa saat kemudian, Om Icuk dari Chapter Medan tiba di TKP. Santap malam ikan dan ayam bakar dengan bumbu khas Toba sudah menyambut.

Tukar pengalaman dan cerita mengiringi makan malam dengan diselingi desiran angin danau.

Sesekali terlihat letupan kembang api dari kejauhan karena di saat bersamaan sedang berlangsung kemeriahan F1 Powerboat Race 2023.

Keesokan paginya, Om Bombom (Chapter Medan) tiba di penginapan. Usai sarapan, perjalanan pun dilanjutkan ke kawasan Tongging untuk makan siang di resto terapung. Pasukan Chaplaku dipandu oleh dua personil Chapter Medan, sesekali dalam perjalanan diambil rekaman video atau foto untuk dokumentasi, bertolak ke tempat utama, Binahal Indah Resort.



Di bumi perkemahan yang berada di puncak bukit itu, pasukan Chapter Medan telah bersiaga yakni Om Irvan Purba, Om Achyar, Om Pardi dan Om Padli beserta para bunegnya.

Sembari mendirikan tenda, seduhan kopi panas menemani para penggila touring sambil bercengkerama. Udara dingin telah merasuk pori-pori kulit. Isapan rokok sesekali mengebul untuk berperang melawan udara dingin.

Malam pun tiba. Gala dinner ayam bakar persembahan dari Chapter Medan meramaikan suasana. Sambil bercerita. Om Wira mulai mengambil mikrofon. Alunan suara merdu mulai mengalun. Suasana semakin hangat, ketika buneg-buneg dari Chapter Medan menyumbangkan suaranya. Sayangnya, tidak ada yang menyawer.

Udara semakin dingin. Jarum jam pun sudah berpelukan di angka 12. Saatnya tidur, besok pagi perjalanan panjang sekitar 20 jam menghadang, 630 KM menuju Pekanbaru dari Binahal di Kabupaten Simalungun menuju Pekanbaru.

Sekitar pukul 09.30 touring pulang dimulai dengan dipandu member Chapter Medan sampai Pematang Siantar. Di titik itulah, Chapter Medan dan Chaplaku berpisah, setelah sebelumnya berbelanja oleh-oleh roti ganda dan roti ketawa.

"Terimakasih ya Om, mohon maaf kalau ada kesalahan kami," kata Om Dody saat berpisah.

"Sama-sama Om, sampai ketemu lagi di touring selanjutnya," kata Om Icuk menimpali.

Insiden



Baut putus

Perjalanan panjang dimulai, menembus malam dan menembus pagi.

Pada Senin (27/2) sekitar pukul 04.00 WIB, mobil Om Herizaldy bermasalah. Tiga baut roda kiri belakang patah. Kendaraan jadi oleng. Perjalanan tak bisa dilanjutkan!

Kondisi mengantuk dan dinginnya udara jalan menjadi kawan sambil menunggu bengkel buka.

Mobil berhenti di pinggir jalan di Lintas Riau-Sumut, tepatnya di Ujung Tanjung, Kabupaten Rokan Hilir, tak jauh dari SPBU.

Masalah pun teratasi sekitar pukul 10.30 WIB. Perjalanan dilanjutkan ke Pekanbaru dengan keletihan dan kengantukan yang luar biasa.

Bumi Lancang Kuning pun akhirnya digilas kembali sekitar pukul 15.00 WIB. Om Bogel, mantan Kumendan Chaplaku, menjamu pasukan touring dengan kelapa muda segar. Capek terobati.

"Gak marah kau kan?!,". Begitulah candaan usai touring yang hingga saat ini masih hangat. Selalu ada kisah di balik cerita.

Demikian touring menembus batas kali ini. Semoga kita selalu diberi ke lapangan waktu dan riski lainnya. Sekali lagi,Gak marah kau kan?!