Chicago (ANTARA) - Harga emas terus menguat mendekati level 1.900 dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didorong oleh pelemahan dolar dan harapan lebih banyak stimulus untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul virus, sementara kenaikan klaim pengangguran AS meningkatkan kekhawatiran pemulihan ekonomi yang lebih lambat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melonjak 24,9 dolar AS atau 1,34 persen, menjadi ditutup pada 1.890 dolar AS per ounce pada Kamis (23/7).
Baca juga: Wow, emas naik lagi bertengger di atas 1.800 dolar
Emas berjangka terangkat 21,2 dolar AS atau 1,15 persen menjadi 1.865,10 dolar AS pada Rabu (22/7), setelah menguat 26,5 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.843,90 dolar AS pada Selasa (21/7) dan naik 7,4 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.817,40 dolar AS per ounce pada Senin (20/7).
"Lingkungan makro terus berevolusi untuk emas dengan indeks dolar melemah ke posisi terendah dua tahun dan imbal hasil riil negatif turun lebih lanjut," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
Dolar merosot 0,3 persen, setelah mencapai level terendah dua tahun sebelumnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Ekspektasi stimulus lebih lanjut dan peningkatan ketegangan geopolitik terus meningkatkan permintaan safe-haven," tambah Cooper.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) telah melonjak 24 persen tahun ini, didukung oleh suku bunga yang lebih rendah dan langkah-langkah stimulus luas dari bank-bank sentral utama.
Senat Republik AS berencana untuk mengusulkan putaran lain pembayaran langsung kepada warga Amerika dalam RUU bantuan virus corona berikutnya, seorang pembantu senior mengatakan pada Kamis (23/7).
Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan, menunjukkan pasar tenaga kerja macet di tengah kebangkitan infeksi baru.
Laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (23/7) menunjukkan klaim pengangguran awal mencapai 1,42 juta pada minggu yang berakhir 18 Juli, sekitar 110.000 klaim lebih tinggi dari pada minggu sebelumnya, mendukung emas.
"Ini (data klaim pengangguran) memberi tahu Anda bahwa setidaknya di sini di Amerika Serikat, kita masih memiliki jalan panjang sebelum kita pulih," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.
Ketidakpastian arah pandemi COVID-19 telah menyebabkan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat dan ekonomi besar lainnya karena kasus terus meningkat, menempatkan emas di jalur posisi harga tertinggi dalam sejarah.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 15,6 sen atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 22,988 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 6,4 dolar AS, atau 0,67 persen, menjadi menetap pada 963,8 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas jatuh ketika pelonggaran lockdown
Baca juga: Harga emas melejit, setelah stimulus Fed picu kekhawatiran inflasi
Pewarta : Apep Suhendar
Berita Lainnya
Rinitis alergi tidak kunjung sembuh waspada penyakit penyerta atau multimorbiditas
25 April 2024 17:01 WIB
Seorang ibu di Zambia berhasil menyelamatkan balitanya dari serangan macan tutul
25 April 2024 16:41 WIB
Menhub Budi Karya siap fasilitasi investasi Jepang pada proyek TOD MRT Jakarta
25 April 2024 16:22 WIB
Wapres: Identifikasi faktor penghambat percepatan penurunan prevalensi stunting
25 April 2024 16:05 WIB
WhatsApp uji coba fitur baru telepon tanpa perlu simpan kontak
25 April 2024 15:55 WIB
Album baru Taylor Swift lewati 1 miliar streaming di platform Spotify
25 April 2024 15:41 WIB
Erick Thohir lanjutkan kerja sama dengan pelatih STY untuk timnas hingga 2027
25 April 2024 15:30 WIB
Mendag Zulkifli Hasan imbau masyarakat tak khawatir nilai rupiah karena devisa kuat
25 April 2024 15:20 WIB