Pekanbaru, 7/6 (ANTARA) - Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium mulai mengalami kelangkaan di Kota Pekanbaru, Riau yang ditandai dengan kosongnya BBM jenis itu di stasiun pengisian bahan bakar umum.
Seperti yang terjadi pada salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di Jalan Harapan Raya, Pekanbaru, Selasa, hanya memasarkan BBM nonsubsidi jenis pertamax plus karena kehabisan stok untuk dipasarkan kepada masyarakat.
Masyarakat yang mendatangi SPBU itu dengan mengendarai kendaraan bermotor mengaku kecewa dengan kondisi itu, meski yang dipasarkan tinggal pertamax plus, namun mereka memilih untuk tidak membeli dan mencari premium di SPBU lain.
"Pertamax plus harganya mahal, sebagai masyarakat saya lebih memilih menggunakan premium karena jauh lebih murah dibanding pertamax plus yang harganya Rp9.900 per liter," kata Irwan (35), pengendara sepeda motor sambil pergi meninggalkan SPBU di Jalan Harapan Raya itu.
Peterson (27), staf pengawas SPBU di Jalan Harapan Raya mengaku, pihaknya tidak menjual premium karena kehabisan stok, sedangkan pasokan dari Pertamina terlambat datang dan telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
"Sejak pagi kami telah kehabisan stok, biasanya mobil tanki Pertamina yang mengangkut premium tiba sebelum stok habis," ujarnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, antrian panjang kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi roda empat untuk mendapatkan BBM bersubsidi jenis premium, menjadi pemandangan yang lazim di hampir semua SPBU yang ada di Kota Pekanbaru.
Bahkan antrian untuk mendapatkan premium itu berlangsung hingga malam hari.
Pihak SPBU menduga, antrian panjang dan kekosongan premium itu terkait dengan pembatasan BBM bersubsidi sesuai kota dan pengalihan penggunaan ke BBM non subsidi yang sudah diterapkan di sebagian daerah di Pulau Jawa.
"Kami kira, kondisi yang terjadi saat ini memiliki kaitan dengan program pengalihan penggunaan ke BBM non subsidi," kata Imanuel (47), pengelola SPBU di Jalan Riau, Pekanbaru.
Sebelumnya PT Pertamina Region I BBM Retail Wilayah Riau menyatakan, program pembatasan BBM bersubsidi sesuai kota belum diterapkan di daerah luar Pulau Jawa.
