Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau, Marzuki menyatakan pihaknya tertarik dengan aplikasi Dashboard Lancang Kuning milik Polda Riau karena aplikasi tersebut cukup update dan banyak informasi tersedia tentang karhutla.
Dalam memaparkan permasalahan kebakaran hutan dan lahan, menurut dia, BMKG telah membuat peta rawan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: BMKG deteksi 24 titik panas berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan di Aceh
"Pada tahun ini kami memprediksi musim kemarau masih dalam kapasitas normal. Puncak musim kemarau di Riau terjadi di bulan Juli dan Agustus, Bulan September masuk ke musim peralihan. Curah hujan yang tinggi di Provinsi Riau terjadi di wilayah Riau bagian barat seperti di Rohul dan Kampar," ujar Marzuki dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi bertajuk Prediksi Titik Api dan Kebakaran Hutan Riau di Mapolda Riau.
Hal senada juga diutarakan Sinta Haryati Silvana dari Pusat Studi Bencana UNRI yang mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi aplikasi Dashboard Lancang Kuning, mengingat sistemnya yang sangat bagus dalam penanganan darurat karhutla.
"Saya juga berharap agar aplikasi Dasboard Lancang Kuning dapat dikolaborasi dengan prediksi yang sudah disampaikan oleh para peneliti sehingga aplikasi ini menjadi lebih kaya dengan data dan dapat memprediksi dengan lebih akurat," ujar Sinta.
Sementara Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan Aplikasi Lancang Kuning bukan hanya untuk Polda Riau namun untuk masyarakat Riau, tempat menampung saran, ide dan tindakan. Kolaborasi dengan semua pihak, seperti yang disampaikan juga oleh rektor dan peneliti, menjadi hal yang penting.
Agung juga berharap semoga semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat Riau menemukan formula yang tepat untuk membuat pekerjaan mencegah karhutla ini bisa selesai dengan baik.
"Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita. Dan kami harapkan ke depan, bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah didiskusikan ini. Kami mempersilakan relawan dan pusat studi bencana untuk menggunakan aplikasi ini dalam studinya di universitas," kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut hadir, turut hadir Rektor UIN Suska Profesor Dr Ahmad Mujahidin, Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Riau Sigit Sutikno, Kepala BPS Riau Misfaruddin dan Kepala Pusat Studi Ilmu Data UIN Suska, Beny Sukma Negara.
Baca juga: BMKG ingatkan potensi ancaman Karhutla Riau
Baca juga: BMKG : 13 titik panas kepung Bengkalis
Pewarta: Anita Permata Dewi