Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan terdapat sebanyak 24 titik panas di Provinsi Aceh yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah provinsi setempat.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Banda Aceh Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Senin mengatakan bahwa puluhan titik api tersebut terpantau dari satelit sensor modis Terra, Aqua, NPP Suomi, yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
Baca juga: Kebakaran gambut berlanjut di Sungai Apit Siak, 21 hektare hangus
"Dari tangkapan satelit itu titik panas terbanyak berada di Aceh Tenggara dan Gayo Lues. Dengan tingkat kepercayaan 63-82 persen," katanya.
Dia menyebutkan sejak Minggu (9/2) hingga Senin pagi terpantau ada kemunculan 24 titik panas, hal itu menjadi penyebab faktor cuaca Aceh yang telah memasuki musim kemarau.
Ia mengatakan bahwa hampir seluruh Aceh kondisi cuacanya cerah dan berawan.
Beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Besar, Bener Meriah, Subulussalam, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Aceh Jaya. Serta suhu udara maksimumnya mencapai 33 derajat Celcius dengan intensitas hujan yang rendah.
"Sehingga kami mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan atau kebun dengan cara membakar. Sebab bisa menimbulkan terjadinya kebakaran hutan dan berpotensi terjadinya kabut asap di Aceh,” kata Zakaria Ahmad.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada Senin menyebutkan api membakar lahan dengan luas setengah hektare di Mon Ikeun Lhoknga, Kabupten Aceh Besar.
Kebakaran itu diduga akibat pembakaran sampah yang dilakukan tanpa pengawasan, sehingga dengan kondisi cuaca panas yang terik, api begitu cepat membesar dan menjalar ke sekitar lahan.
"Selain Aceh Besar, kebakaran lahan juga terjadi di Aceh Tenggara, Aceh Jaya, dan lahan gambut di Aceh Selatan. Tetapi sudah pastikan api berhasil dipadamkan," kata Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi.
Baca juga: BKSDA- IAR Indonesia kembali menyelematkan dua orang utan dari akibat karhutla
Baca juga: Presiden Joko Widodo khawatir pergantian pejabat akan pengaruhi penanganan karhutla
Pewarta : Khalis Surry