PBB ingatkan kekurangan pangan yang meningkat di kamp pengungsi Zamzam Sudan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Sudan

PBB ingatkan kekurangan pangan yang meningkat di kamp pengungsi Zamzam Sudan

Arsip foto - Organisasi Migrasi Internasional (IOM) pada Selasa (29/10/2024) melaporkan lebih dari 14 juta orang, termasuk pengungsi di dalam negeri (internal) dan yang melintasi perbatasan, terus bergerak ke tempat pengungsian akibat konflik di Sudan. (ANTARA/Anadolu/py.)

Jakarta (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan pada Senin (17/3) tentang penderitaan warga sipil yang semakin dalam di kamp pengungsi Zamzam di tengah bentrokan sengit antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter.

Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan pengepungan yang sedang berlangsung di kamp tersebut, yang terletak di luar kota El Fasher, Sudan, semakin memperdalam penderitaan ratusan ribu warga sipil yang terlantar yang berjuang untuk bertahan hidup setelah berbulan-bulan mengalami kelaparan.

"Krisis di kamp tersebut telah memburuk selama Ramadan, dengan kekurangan makanan yang semakin parah," kata Haq dalam konferensi pers.

Dia juga menekankan bahwa harga barang-barang kebutuhan pokok telah meroket, membuat barang-barang esensial menjadi tidak terjangkau bagi sebagian besar keluarga.

Mengutip laporan mitra PBB tentang tanda-tanda kelaparan yang meningkat, Haq mengatakan serangan bersenjata terus terjadi di sepanjang rute antara Zamzam dan El Fasher, dengan banyak korban tewas dan cedera dilaporkan.

"Seorang mitra di Zamzam memperingatkan bahwa keberadaan alat peledak rakitan di dalam kamp juga menjadi kekhawatiran yang meningkat," tambahnya.

Mengenai situasi di Khartoum, Haq juga menyampaikan kekhawatiran OCHA tentang kondisi yang memburuk.

"Relawan lokal yang memberikan bantuan melaporkan kekurangan gizi yang parah dan kekurangan obat-obatan yang kritis di distrik Sharg An Nil. Mereka mengatakan kekurangan gizi meluas di kalangan anak-anak dan ibu hamil," katanya.

Menekankan bahwa skala penderitaan di Sudan sangat mengejutkan, PBB memperingatkan tentang konsekuensi yang menghancurkan bagi jutaan warga sipil jika tidak ada intervensi cepat.

"Kami sekali lagi menyerukan penghentian segera permusuhan di Sudan dan akses kemanusiaan tanpa hambatan dalam pengiriman bantuan untuk menyelamatkan nyawa,” ucap Haq.

Tentara Sudan dan RSF telah berperang sejak pertengahan April 2023 yang menewaskan lebih dari 20.000 orang dan 14 juta orang mengungsi, menurut PBB dan otoritas lokal. Namun, penelitian dari universitas di AS memperkirakan jumlah korban tewas sekitar 130.000 orang.

Seruan dari komunitas internasional dan PBB untuk menghentikan perang semakin meningkat, dengan peringatan tentang bencana kemanusiaan yang akan datang karena jutaan orang menghadapi kelaparan dan kematian akibat kekurangan pangan. Konflik tersebut telah menyebar ke 13 dari 18 negara bagian di Sudan.

Baca juga: Penembakan artileri RSF tewaskan sedikitnya 21 warga sipil di Sudan tengah

Baca juga: Indonesia terbangkan bantuan kemanusiaan ke Yaman, Palestina, Sudan malam ini

Sumber: Anadolu