Pekanbaru (ANTARA) - PT PLN (Persero) berhasil melaksanakan Program Dedieselisasi atau menonaktifkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) melalui pengoperasian saluran kabel laut tegangan menengah 20 kilovolt (kV) interkoneksi Batam – Pulau Buluh pada Sabtu (23/12). Interkoneksi ini semakin memperkuat keandalan pasokan listrik serta meningkatkan Pelayanan Jam Nyala yang semulanya 14 jam menjadi 24 jam di Pulau Buluh yang merupakan salah satu pulau terdepan yang berada di Provinsi Kepulauan Riau.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau, Agung Murdifi menjelaskan, pasokan listrik yang sebelumnya disuplai dari pembangkit listrik tenaga diesel kini telah beralih kepada pasokan dari sistem grid PLN Batam yang lebih andal dan berkualitas.
“Dengan sistem interkoneksi ini, PLN semakin mantap untuk menonaktifkan Pembangkit Listrik berbahan bakar minyak yang ada di Pulau Buluh. Pengoperasian sistem ini sejalan dengan komitmen PLN dalam mendukung program net zero emission,” ujar Agung dalam pernyataannya.
Agung menambahkan, pengoperasian kabel laut ini diharapkan tak hanya mampu meningkatkan keandalan listrik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Pulau Buluh.
“Beroperasinya kabel listrik sepanjang 1,16 kilometer ini akan membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Pulau Buluh. Potensi pertumbuhan ekonomi di sektor usaha skala kecil, menengah hingga besar tidak perlu khawatir lagi mengenai kebutuhan listrik yang andal untuk keberlangsungan proses produksinya,” kata Agung.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menyampaikan, beroperasinya saluran kabel laut ini makin memperkuat sistem kelistrikan di Kepulauan Riau. Karena itu, Pemprov Kepri mengapresiasi kolaborasi PLN yang terus menghadirkan listrik berkualitas bagi masyarakat di Kepri.
“PLN berhasil mengoperasikan saluran kabel laut tegangan menengah bertegangan 20 kV yang menghubungkan Batam dan Pulau Buluh. ini merupakan suatu usaha dan pemerataan di bidang tenaga listrik. Kami mengapresiasi program yang pro kepada rakyat dan ke depan kita akan terus membangun sinergi dan kolaborasi bersama antara Pemerintah dan PLN,” tutur Ansar.
Zaleha (51) salah satu masyarakat pulau buluh yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengucapkan syukur atas beroperasinya saluran kabel laut yang menghubungkan sistem kelistrikan Batam dan pulau buluh.
“Dulu kami hanya menikmati listrik selama 14 jam per harinya, yaitu mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB, tetapi sekarang listrik sudah menyala 24 jam. terimakasih kepada PLN yang telah mewujudkan listrik 24 jam di daerah kami,” kata Zaleha.
Senada, Dayang (40) warga Pulau Buluh yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang menyampaikan terimakasih atas perhatian Pemerintah dan PLN kepada masyarakat.
“Selama ini kami tak pernah merasakan listrik menyala siang dan malam, tapi sekarang listrik PLN terus menyala siang dan malam tanpa henti. terimakasih kami sampaikan kepada Pemerintah dan PLN yang telah mewujudkannya,” ucap Dayang.