16 ODGJ di RSJ Tampan Pekanbaru dipulangkan

id RS Jiwa Tampan Pekanbaru

16 ODGJ di RSJ Tampan Pekanbaru dipulangkan

Setelah menjalani perawatan dengan baik maka 16 Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) pulang ke kampung halaman mereka pada Rabu (15/11) agar dapat hidup bersama keluarga. (ANTARA/HO- RSJ Tampan)

Pekanbaru (ANTARA) - Pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan, Pekanbaru, memulangkan 16 Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) ke kampung halaman mereka agar dapat hidup bersama keluarga dan lebih cepat pulih.

"Kita berkolaborasi dengan Dinas Sosial Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk mengantarkan pulang 16 pasien ODGJ itu ke kampung halaman mereka yakni ke Provinsi Sumatra Barat, Sumatera Utara, dan Aceh," kata Direktur RSJ Tampan, Sri Sadono Mulyantodi Pekanbaru, Rabu kemarin.

Menurut dia, semula para pasien ODGJ itu tidak memiliki identitas namun setelah didata lebih dalam lagi baru ditemukan NIK para pasien.

KTP mereka bisa dicetak dan berikut menghubungi Dinas Sosial setempat dibantu dengan Dinsos Riau untuk mengantarkan mereka pulang ke rumah masing-masing.

Biaya pengantaran, katanya lagi tidak ditanggung oleh provinsi yang dituju, namun dibantu oleh Dinas Sosial, sedangkan biaya termasuk transportasi serta petugas yang mengantarkan itu dari RSJ Tampan,.

"Selanjutnya akan menyusul pasien yang diantar ke Jambi, Kepri, Bengkulu, sehingga pasien yang sudah lama tidak ada keluarga yang menjemput dapat dibantu oleh Dinas Sosial setempat untuk diantar kepada keluarga mereka," katanya.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau, Tengku Zul Efendi mengungkapkan, bahwa para pasien yang dirawat di RSJ dalam kondisi tertentu dan pasien akan dikembalikan kepada keluarga mereka/ke tempat mereka tinggal sebelumnya jika secara medis mereka dinilai layak untuk dipulangkan.

"Jika memang tidak memiliki keluarga yang bisa dihubungi, maka akan dirujuk ke panti sosial Provinsi Riau. Anmun demikian RSJ Tampan tetap berusaha mendekatkan mereka kepada keluarga asalnya. Sebab rehabilitasi pasien ODGJ terbaik berada di tengah-tengah keluarga mereka," demikian Sri Sadono Mulyanto.

Sebelumnya PLT Gubernur Riau Edy Natar Nasution meminta keluarga pasien agar memberikan perhatian dengan kasih sayang dan empati untuk mendorong usaha pasien dalam penyembuhan mereka dengan baik.

"Perlakuan kasih sayang bagian dari sikap empati atau memahami perasaan dan pikiran pasien serta berdiskusi dengan pasien untuk memberikan solusi yang tepat dan logis sehingga mereka bisa cepat sembuh," kata Edy Natar Nasution.

Edy Natar mengatakan prihatin terdapat keluarga pasien yang sudah tidak peduli kondisi keluarga mereka yang dirawat. Ada yang keluarga pasien sudah tidak mengunjungi lagi dari Sumatera Barat atau dari Sumatera Utara, dan dari berbagai daerah.

Karena itu Edy Natar mengarahkan Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau untuk melakukan pengecekan ke daerah lain agar mengetahui keberadaan warga Riau yang sedang dirawat agar pasien yang tercatat dari Provinsi Riau mendapatkan perhatian dengan baik.

"Kita wajib memperhatikan mereka dan saya minta Kepala Dinas Sosial Riau untuk berkomunikasi dengan provinsi yang warga mereka juga dirawat di Riau dan tidak mustahil warga kita pun ada di sana," katanya.